Surat Cinta Endaj Rasidin
Ajip Rosidi (1956) Djakarta Dalam Puisi Indonesia
Kita telah pergi bersama senja yang tenggelam
Masuk kerajaan besar yang juga lagi tenggelam
Masuk gerbang yang tersundul kepala bersinar remang
Kita telah jalan dengan tangan di saku celana
Negara di mana rumah berjendela sepenuh arah
Negara di mana rumah menampung cahya keempat penjuru
Negara mereka yang kucinta
Dengan bisik mesra dari suara sudah parau
Dengan bisik parau dari suara yang mesra
Di mana orang ketawa dan ketawa
Walau mata sudah lama kehabisan cahya
Kita telah jalan sama didera sinar matahari
Kita telah jalan sama ditelan kelam malam
menemui pojok pondok yang depek
Dalam baju longgar dan sepatu sebelah lebih besar
Pondok di mana atap setinggi dada
Pondok di mana bilik hanya sedepa
Pondok mereka yang kucinta
Penuh tawa lepas tanpa lelucon
Penuh lelucon dengan tawa yang lepas
Di mana orang bicara dan bicara
Walau mulut sudah lama kehabisan kata
Kita telah jalan sama bergandengan tangan
Kita telah jalan sama beriringan
Dengan pantolan yang digulung hingga lutut
Berpeci miring dan sapu tangan bersulam biru
Di mana orang ketawa dan bicara
Di sana kita tenggelam antara mereka
***