Kucing Jalanan

Victoria Tokareva, diterjemahkan oleh Victor Pogadaev Untuk sarapan dia mendapat sosis dengan kubis rebus, bubur sekoi, donat dengan jem, kopi susu, dan sekeping mentega di piring. Pelayan Lida mengambil semuanya sekaligus dari dulang dan menaruhnya di meja.

MORE
Teheran Dalam Stoples

Foto itulah yang nantinya menjadi batu nisan bahwa Ali pernah ada di hatiku. Batu yang mengingatkan banyak hal manis yang terlewatkan. Kami bermain dengan foto semalaman. Ibu mengambil banyak foto-foto keluarga ketika kami di Iran. Aku ingat.

MORE
Teheran Dalam Stoples

-. Kenangan rumahAku tiba di rumah yang tak berubah sedikitpun. Ayunannya masih sama, pohon aprikot yang berbunga, anggur yang merindangi taman samping rumah dan juga perabotan yang sama. Hanya aku seorang dengan sejuta kenangan yang tertanam di.

MORE
Teheran Dalam Stoples

. Anak HamidahAku tiba di bandara Mehrabad Teheran. Semua orang rasanya tahu kalau aku adalah seorang pelancong. Bajuku sangat mencolok dengan warna kuning marun. Aku berjalan mencari sebuah taksi dengan perasaan sedikit aneh: aku tak yakin kalau.

MORE
Mimpi Buruk Pilkada Jakarta

Bagi sejumlah orang -termasuk saya- kekalahan Ahok menjadi pukulan yang cukup kuat. Tak sampai membuat jatuh atau cedera, tapi cukup untuk menimbulkan rasa sakit. Juga tetap mengejutkan, biarpun dulu sempat terlintas kalau kekalahan itu hanya tinggal menunggu.

MORE
Teheran Dalam Stoples

. Sebuah Foto yang TerbingkaiAku mulai berharap-harap cemas. Mataku mulai menunjukkan gelagat ketidak percayaan diri yang sangat. Aku berjalan mondar mandir seperti yang dilakukan temanku yang lain. Ini adalah hari semua tim akan rapat, hari ketika kami.

MORE
Teheran Dalam Stoples

-. In MemoryAku tahu judulnya. In memory adalah judul yang pas. Aku mengambil semua foto yang ibu kirimkan, merangkainya dalam satu alur cerita dan aku kumpulkan sema momen dalam hidup: baik bahagia, sedih, kecewa pasrah atau yang.

MORE
Teheran Dalam Stoples

-. MemoarAku berjalan ke kantor dengan membawa sebuah kiriman dari ibu yang belum kubuka. Aku berdiri seperti pegawai lainnya dan melihat papan pengumuman yang menyajikan rencana majalah untuk edisi berikutnya noir-blanc -hitam putih.  Sebagai seorang fotografer dalam.

MORE
Dari Kehidupan Para Jutawan

Victoria Tokareva Penerjemah: Victor Pogadaev Maurice memberitahu Sofie bahwa aku kehilangan kopor padahal besok aku ada rekaman untuk TV dan karena itu adalah mustahak memilih baju untukku sebelum pukul 11 pagi. Aku menangkap kata-kata ‘television‘, ‘bagaj’ ‘la.

MORE
Teheran Dalam Stoples

RamadanTiga anggota keluarga Khan mengajakku ke rumah mereka. Tentu saja aku membawa boneka besarku. Ketiganya memanjat pohon ara yang tinggi yang sudah tua namun batangnya masih cukup kuat menjadi pijakan tiga temanku itu. Mereka memohon agar aku.

MORE
Ladu

Tosca SantosoPenerbit Kaliandra, 322 halaman Matahari cepat sekali bangkit dari ke puncak bukit ini,. Panas segera menjalar ke dalam tenda. Membangunkan Arti dan Yanis, lebih awal dari biasa. Mereka tak sempat sarapan. Bahkan tak juga sekedar menyedu.

MORE
Dari Kehidupan Para Jutawan

Victoria TokarevaPenerjemah: Victor Pogadaev Kadang-kadang ketika aku mengalami waktu yang terlalu cerah, aku meninggalkan meja tulis dengan rasa bahagia dan keluar berjalan-jalan dengan tak memerhatikan apa-apa di sekitar seperti orang yang jatuh cinta. Tetapi cinta tidak bisa.

MORE
Teheran Dalam Stoples Aminatul Faizah

Eek mubarok Itulah kalimat yang muncul saat aku bangun pagi di hari itu. ibuku membuat banyak makanan kecil dan juga minuman. Ibu membuka pintu gerbang selebar mungkin dan membersihkan rumah sebersih mungkin. Setelah salat kami semua duduk..

MORE
Teheran Dalam Stoples

Ayatollah Khomeini adalah manusia setengah dewa yang menguasai seluruh kehidupan di Iran termasuk keluargaku. Ibu merasa kalau kami harus buru-buru meninggalkan Iran. Harus. Ia tak mau negeri yang ia yakini akan bergejolak mengambil masa laluku. Itu tidaklah.

MORE
Dari Kehidupan Para Jutawan

Victoria TokarevaPenerjemah: Victor Pogadaev Kami duduk mengelilingi meja. “Tadi pagi aku pergi ke dokter,” kata Madelaine. O, jadi Madelaine  datang ke kota untuk pemeriksaan doktor. “Segala-galanya oke,” dia menambahkan dengan nada puas.“Apa yang kau derita?” tanyaku meskipun.

MORE
Teheran Dalam Stoples

Perasaan Adalah Pengelana Waktu Aku merasakan duniaku yang normal saat aku kembali ke Indonesia, rumahku dan tanah airku. Dari beribu-ribu pulau dan dari berjuta-juta kota, Kediri yang ibu pilih sebagai tempat untuk menulis novel dan tempat aku.

MORE
Dari Kehidupan Para Jutawan

Victoria TokarevaPenerjemah: Victor Pogadaev Pada keesokan harinya, Maurice membawaku ke bandara. Naik Jaguar biru. Koporku tak juga ditemui tetapi aku diyakinkan kopor itu akan  ditemui juga nanti. Aku sudah biasa dengan kehilangan. Aku memperoleh gaun baru dan.

MORE
Teheran Dalam Stoples

-. KhasanAkhirnya setelah enam tahun berlalu, hari perkenalan itu ada juga. Saat itu kami sedang menikmati sore hari di halaman. Adikku memanjat pohon jambu air dan aku menunggunya di bawah. Ibu sedang melihat acara televisi yang menayangkan.

MORE
Teheran Dalam Stoples

-. Dia“Kau baik-baik saja kan?” tanya ibu beberapa minggu kemudian.“Ya. Aku baik-baik saja.”“Kau yakin?”“Ibu… pernahkah ibu merasa kalau kita asing di tempat kita?”“Iya. Itu rindu sayang. Apa yang kau rindukan?”“Masa laluku.” Aku mulai merapikan rambutku dan beranjak.

MORE
Teheran Dalam Stoples

. ParisSebelas bulan kemudian aku berangkat menuju Paris. Aku belajar di salah satu universitas terkemuka di bidang seni di La Cote Des Beux Art. Lima belas tahun aku meninggalkan Teheran, delapan tahun aku meninggalkan Kediri dan diantara.

MORE
Dari Kehidupan Para Jutawan

Victoria TokarevaPenerjemah: Victor Pogadaev Kami kembali ke rumah. Selama kami berada di luar, telah datang kawan wanita Madelaine dengan suaminya yang bernama Charles. Semua duduk di meja. Pembantu rumah tidak kelihatan. Mungkin dia di dapur menyediakan hidangan.

MORE
Teheran Dalam Stoples

Bulan penuh berkahMullah Fairus datang lebih awal dari biasanya. Mahmud Nampak sangat cerah hari ini. Mullah mengajarkanku tentang arti pentignya puasa karena beberapa hari lagi puasa akan tiba. Mullah dengan sabar menjawab semua pertanyaan konyolku tentang ini.

MORE
Dari Kehidupan Para Jutawan

Victoria TokarevaPenerjemah: Victor Pogadae Di Etiopia wabah penyakit sedang merebak dan orang mati kelaparan, tapi di Paris ada seorang jutawan dengan kehidupan yang nyaman. Itu di Etiopia namun Etiopa menawan Maurice dengan usia mudanya dan penuh cinta.

MORE
Teheran Dalam Stoples

MauludiUmmu meminta kami pulang agak lama. Kami akan menghias kelas kami dengan aneka bunga. Sudah hampir seminggu yang lalu banyak toko yang menjual aneka kue. Kami menghias kelas dengan banyak kertas yang berwarna. Lalu kami akan pulang..

MORE
Dari Kehidupan Para Jutawan

Victoria TokarevaPenerjemah: Victor Pogadae Maurice pergi. Aku naik sepeda statis dan mulai mengayuhnya. Komputer di kemudinya menunjukkan jumlah putaran, denyutan nadi dan waktu. Aku bisa mengikuti segala angka petunjuk, dan bersamaan itu bisa juga melihat ke jendela..

MORE
Teheran Dalam Stoples

Aku melihat sepatu teman baikku yang berwarna merah muda itu sudah tak layak pakai lagi. Sepatu bagian bawahnya sudah jebol dan ia pasti kesakitan saat melintasi jalanan aspal dan bata tua yang panas. Ia tak pernah ingin.

MORE
Teheran Dalam Stoples

CemburuAku pulang dengan cemberut setelah sekolah. Aku melihat ibuku sedang mengajari Khala Khumairah ibu dari Ma’arif memasak. Aku mulai iri dan cemburu karena ibu sibuk dengan para tetangga yang penasaran dengan ibuku. Meski ibu selalu menyempatkan banyak.

MORE
Dari Kehidupan Para Jutawan

Victoria TokarevaPenerjemah: Victor Pogadae Pada suatu ketika Maurice coba meyakinkan Nastya supaya meninggalkan suaminya, dengan sanggup  mengambil risiko. Tetapi Nastya tidak hendak meninggalkan suaminya begitu saja. Seandainya Maurice melamar… Kalau dia menawarkan kepada Nastya, bukan risiko melainkan.

MORE
Dari Kehidupan Para Jutawan

Victoria TokarevaPenerjemah: Victor Pogadaev Maurice tinggal di rumahnya sendiri di jalan persendirian yang kecil, dibarisi  dengan enam buah rumah. Rumah persendirian pernah aku lihat. Aku sendiri memiliki rumah pribadi di luar kota. Tentunya  tidak sebesar rumah Maurice.

MORE
Teheran Dalam Stoples

Ia ikut masuk rumah dan ibuku menyambutnya dengan senyuman hangat di samping Ali dan adikku. Khala sedang mengepel lantai dan langsung berdiri menyambut pelukanku dan juga guruku. Ibu mengajak guruku menuju teras samping rumah sambil tetap mengajari.

MORE
Teheran Dalam Stoples

Peta DuniaKeramaian di rumah keluarga Khan juga terlihat di beberapa rumah lain, dan pada tanggal 7 Muharram, suasana di sekolah terasa lebih riang. Beberapa murid dari kelas lain, yang hanya kukenal wajahnya, mendekati semua orang ketika memasuki.

MORE
Dari Kehidupan Para Jutawan

Victoria TokarevaPenerjemah: Victor Pogadaev Kalau memisahkan penyair Pushkin dari namanya, apa bisa melihatnya? Lemah, berdada sempit, badan pendek, dengan wajah berwarna zaitun dan bibir ungu. Seekor kera hidup! Tetapi ketika kita mengerti bahwa itu Pushkin, maka kita.

MORE
Dari Kehidupan Para Jutawan

Victoria TokarevaPenerjemah: Victor Pogadaev 2.Bisa dikatakan bahwa segala yang buruk sudah berlalu. Aku masih menghadapi empat hari di Paris, wawancara di TV, pertemuan dengan para wartawan. Anestezi harus ‘mengiklankan’ aku. Yang menantikan kami adalah Notre Dame de Paris,.

MORE
Teheran Dalam Stoples

Rumah Keluarga KhanSetiap pulang sekolah, kini, ada perasaan yang bersemangat. Aku ingin bertemu ketiga anak keluarga Khan untuk mengatur pertemuan permintaan maaf mereka dengan Ali dan juga memamerkan langsung kepada ibu tentang kekuatan baru yang kumiliki. Tapi.

MORE
Teheran Dalam Stoples

Menang perangSiang itu aku pulang sekolah besama Ummu Khoirah. Ibu tak menjemput dan begitu lonceng berbunyi ummu meminta aku menunggunya. Aku mengajak Khafsah menunggu, namun dia harus segera pulang, jadi aku duduk di bawah pohon di halaman.

MORE
Dari Kehidupan Para Jutawan

Victoria TokarevaPenerjemah: Victor Pogadaev Aku sedang dalam penerbangan ke Paris atas undangan sebuah badan penerbit. Di sebelah aku duduk seorang penerjemah Nastya yang dalam bahasa Prancis namanya disebut Anestezi. Sebenarnya, dia itu berbangsa Rusia tetapi bernikah dengan.

MORE
Teheran Dalam Stoples

MuharamMuharam tiba. Aku terbangun mendengar sayup-sayup suara ayah dari halaman depan. Kulihat ayah sedang mengibarkan bendera hitam. Aku berlari turun. Sambil mendongak ke atas untuk memastikan bendera tetap pada pucuknya, ayah mengikat tali di bawah. Setelah itu.

MORE
Teheran Dalam Stoples

13. ScnitzleKali ini ibu yang memasak. Ia akan memasak ikan kukus, fesenjum, scnitzle. Fesenjum adalah daging yang dicampur pasta delima yang manis dan untuk sebagian orang rasa itu cukup aneh. Tapi ibuku tahu banyak hal yang enak..

MORE
Teheran Dalam Stoples

12. KingkongAku berada di tengah tanah lapang yang berdebu, duduk di atas ayunan membunuh jam istirahat. Khafsah sedang bermain kelereng dengan teman-teman lain dan aku sedang ingin bermalasan di atas ayunan. Siang tengah hari itu cukup terik.

MORE
Teheran Dalam Stoples

Sewaktu awal sekolah aku duduk di baris kedua di sebelah kiri ke empat dari depan. Mullah membacakan perintah-perintah agama setiap pagi dan kami pun belajar mengunyahnya. Itulah inti pendidikan di tempatku. Belajar mengingat, mengucapkan, dan berusaha menjalankannya.Semakin.

MORE
Teheran Dalam Stoples

Aminatul Faizah 11. PermenSekolah buatku bukan untuk belajar berhitung, membaca, atau menggambar. Mungkin begitu juga dengan teman-temanku yang lain. Bermain bersama sebelum lonceng sekolah atau saat istirahat maupun bersama-sama dalam satu ruangan. Sekolah membuatku menjadi bersama dengan.

MORE
Teheran Dalam Setoples

Aminatul Faizah 10. Sebuah MimpiAku berlari ke pangkuan mullah begitu ia tiba di rumah. Aku memegang janggutnya dan ia mengelus ubun-ubunku. Mullah dan aku sudah seperti kakek dan cucu. Aku akan cerewet berceita tentang apa saja dan.

MORE
Teheran Dalam Setoples

Aminatul Faizah 9. KhafsahSuatu pagi, ketika aku sudah tak lagi berteman dengan Khafsah, ibu membawa seorang lelaki tua yang buta ke dalam rumah. Rambutnya semuanya beruban dan hanya meninggalkan sedikit jejak hitam. Kulitnya putih namun lebih banyak.

MORE
Teheran Dalam Setoples

Aminatul Faizah 8. Anak-anak BodohMusim dingin tiba. Aku akan membawa sekeranjang kecil wortel dan juga sayuran lain yang sudah disiapkan ibu jika Khafsah datang. Dia selalu menjemputku untuk bermain dan menarik lonceng di gerbang hingga berdentang tiga.

MORE
Teheran Dalam Stoples

Aminatul Faizah 7. Payin-e ShahrAku baru tahu apa yang ibu pikirkan setelah aku memberikan sandal pada Khafsah. Saat itu sudah lewat beberapa minggu. Aku tak sengaja mendengar percakapan Ibu dan khala itu di sore hari, sambil menikmati.

MORE
Teheran Dalam Stoples 7

Aminatul Fiazah 6. Tanah LapangPelan-pelan, ayah dan Ibu akhirnya mengizinkan aku berjalan-jalan ke luar rumah, membuka gerbang bersama khala, dan menguncinya kembali setelah melihatku sampai di ujung jalan, berbelok ke kiri atau kanan. Aku bebas memilih tantanganku.

MORE
Teheran Dalam Stoples 6

Aminatul Faizah 5. ChadurSuatu pagi aku, adikku dan juga Ali duduk di atas permadani Persia yang tua dan tebal. Kulihat ibu mengenakan kain hitam yang sama dengan kain hitam yang selalu melilit tubuh khala Aisyah saat ia.

MORE
Teheran Dalam Stoples 5

Aminatul Faizah 4. AprikotDi musim panas, saat buah aprikot matang. Khala berkali-kali mengambilnya dan membuat manisan untuk kami. Ia juga membuatkan kami sari buah yang sangat enak. Saat mengambil beberapa buah dan membantunya, seseorang datang bertamu. Aku.

MORE
Teheran Dalam Stoples 4

Aminatul Faizah 3.Ruang bacaSuatu hari, di malam yang sunyi, saat aku belajar menulis di ruang baca bersama ibu. Aku melihat ayah membaca surat yang datang beberapa hari lalu. Ia membaca setiap surat yang datang dengan seksama. Ibu.

MORE
Teheran Dalam Stoples 3

Aminatul Faizah 2. Ali Pagi-pagi kira-kira pukul enam pagi, aku terbangun mendengar suara di bawah dan bergegas turun. Perempuan itu datang membawa bungkusan terbuat dari kain kumal berbentuk aneh. Di dalamnya ada naan, mentega dan keju putih..

MORE
Teheran Dalam Stoples 2

Aminatul Faizah Di suatu pagi, ketika ayah ke luar membeli bekal makanan dengan mobil –kami semua masih belum boleh ke luar rumah oleh ayah- dan ibu sedang melaksanakan salat sunnah hajat di ruang baca- aku bersama adik.

MORE
Teheran Dalam Stoples*

Aminatul Faizah Setiap hari aku gadaikan hari-hariku dengan kerinduan.Sekiranya rambutku selalu mengingatkan aku.Betapa pentingnya menebus masa laluku.Atau memperlihatkan aku dalam kebenaran,Sebelum aku menyesali.Dan ku gugah hatiku dari lalai.Di hariku sekarang ada hari pengiringnya.Hari-hari indah tanpa luka di.

MORE
Maling dan Ustadz – Imron Supriyadi

EpilogTak ada maling dalam Malin dan Ustadz, jika deskrispinya seperti di koran maupun televisi: seseorang yang mengambil barang milik orang lain dan tertangkap lantas dihajar habis-habisan oleh massa sebelum diserahkan ke polisi, seandainya belum mati.. Tapi di.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Peringatan Maulid Nabi tiba. Jamaah membludak. KH. Muhammad Aziz Mualim -ustadz kondang dari Jakarta- sengaja aku undang. Mengundang Ustadz Aziz tak sulit karena dia salah satu narasumber rubrik konsultasi agama di Harian Suara Musi, yang.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Masjid atau gerejaBaru satu minggu ku lepas dari kegiatan universitas, aku emudian memilih ke luar dari keramaian kota. Aku mendapat kontrakan rumah di Kompleks Talang Indah, kawasan yang sedang dikembangkan menjadi daerah real estate di.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi “Kita ini dalam kampus yang membawa nama Islam, kenapa teman-teman redaksi melakukan kegiatan yang tidak Islami? Menurut kami, lomba cover ini harus dibatalkan,” Junai juru bicara IMI berargumen. “Terima kasih atas kritik dan sarannya. Tetapi.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Kedatangan Fetty di rumah konrakan kontan saja mengundang banyak pertanyaan. Fetty dan Tia sempat satu malam menginap di rumah kontrakanku dengan status tidak jelas, begitulah normanya, walaupun Tia bukan orang asing karena sudah sering nongkrong.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Masa liburan semester. Aku tidak pulang. sedang Heri dan Bang Rahman sudah h lebih dulu mudik tiga hari sebelum masa libur tiba tiba. Empat pintu lain juga sepi. Semuanya pulang kampung. Aku sempat memutuskan mudik,.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Di Palembang aku tinggal di rumah kontarakan bersama dengan Heri, teman sebangku waktu di Kotabumi. Satu teman lagi namanya Rahman Suryaman, biasanya kupanggil Bang Rahman. Ia putra kelahiran Bandung tetapi lama tinggal di Pulau Bangka..

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Sebagai lembaga pendidikan baru, meja dan kursi untuk belajar masih kurang. Tetapi karena belajarnya di dalam masjid, yang perlu kulakukan adalah membuat meja panjang yang cukup untuk dua orang. Kalau murid ada 45 orang, berarti.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Sejak aku tinggal di desa itu, tidak pernah aku dengar tanda-tanda waktu shalat. Adzan hanya aku dapat melalui gelombang radio. Itupun juga sayup-sayup. Kucoba bertanya pada ayah dan ibu yang sudah lebih dulu tinggal di.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Tahun 1991, aku gagal masuk IAIN Raden Fatah Palembang. Maka pulanglah aku pulang ke Desa Peralihan, yang terletak di jalan lintas Sumatera di Kabupaten Lahat. Dari Kotabumi sampai Lahat memerlukan jarak tempuh selama 11 jam..

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Di Kotabumi hampir bisa dikatakan aku tak banyak cing-cong. Bukan karena tidak ada kesempatan, tetapi demi menjaga nama baik keluarga paman dan bibi. Apalagi paman sangat kenal dengan Pak Arpani dan beberapa guru lain di.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Di Kotabumi aku melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah GUPPI, lembaga pendidikan Islam swasta yang sebenarnya tak begitu bonafide. Tetapi bagiku kualitas sekolah bukan satu-satunya penentu manusia akan terlahir menjadi baik atau buruk. Semua tergantung individunya..

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Kabar pecahnya gerakan Warsidi memaksa ayah datang ke Metro. Tanpa diskusi panjang, ayah langsung menyuruhku keluar dari Metro. “Alif, kamu harus pindah. Ayah tidak ingin, kamu terseret dalam kasus Warsidi sebab secara garis keturunan kita.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Ketegangan akibat pecahnya gerakan Mujahidin terasa hampir di seluruh Kota Metro. Madrasah Al-Mizan, yang letaknya di seberang Polres Metro, tak lepas dari serangan gerakan Warsidi. Pukul sembilan pagi –saat sedang serius belajar– aku dan teman-teman.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Mujahidin, Bagian KeluargakuTahun 1989 Gerakan Mujahidin marak di Desa Talangsari Way Jepara Lampung Tengah. Warsidi, yang lahir di Desa Sabrangrowo Borobudur, dinyatakan sebagai pemimpin gerakan. Pasukan TNI –yang dipimpin Kapten Soetiman untuk berunding dengan Warsidi–.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Guna-guna Gadis TetanggaTepat hari pelaksanaan, aku minta bantuan anak-anak Genesiss. Dengan meminjam mobil kijang milik Kholis, aku, Evi dan Zulaiha menemaniku — — agar tidak timbul fitnah– untuk menjemput Indah. Aku juga ingin menjaga nama.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Kali pertama seorang wali menyerahkan seorang gadis kepadaku; bukan untuk dinikahi tetapi untuk diajari mengaji. Puspita Indah Sari, begitu nama gadis itu, namun orang memanggilnya Indah. Putri dari Pak Wasis ini –tetangga Mbah Hudi– baru.

MORE
Dokter Zhivago 4

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo)disalin sesuai aslinya dari terbitan Djambatan, Maret 1960, dengan penulisan ejaan baru Nicky tak terjumpa di rumah maupun di taman. Yura terpaksa jalan-jalan tak bertujuan di sekitar rumah, selama pamannya dan Ivan.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Pagi telah lepas dan aku seperti biasa berkumpul dengan anak-anak Genesiss; ngobrol tentang apa saja. Tak sekalipun anak-anak Genesiss menyinggung kehidupanku di rumah Pak Win. Isen-iseng, pernah juga sekali dua kali keinginan untuk berkunjung ke.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Bu Siska dan Dimas tak lagi terlihat di dalam ruang tamu. Apa mungkin mereka masuk ke kamar utama? Tidak tahu persis apa yang telah terjadi di dalam kamar itu, Dimas pulang dari rumah sebelum Bi.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Selama dalam status skors, aku memutuskan tetap tinggal di posko Genesiss. Selain sambil menjadi full timer di posko, aku juga harus tetap membantu di peternakan Kholis. Letak rumah Kholis dan sekolah yang hanya 300 meter,.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Sejak Genesiss lahir, aku dan kawan-kawan di sekolah menjadi kelompok yang disegani. Bukan hanya pada keilmuan dan orgaanisasi, tetapi juga dalam aju jotos. Bagaimanapun Genesiss tetap mengusung motto kedamaian, yang tertulis jelas di logo partai.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Pagi menjelang. Hari itu adalah penentuan nasibku; dikeluarkan atau hanya diskors. Sampai istirahat tiba, aku belum juga dipanggil, malah Rahmad yang dipanggil Kepala Sekolah. Di ruang kepala sekolah sudah ada guru pembimbing Sispala. Tapi tak.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Dengan menyerahkan berkas dukungan, teman-teman Genesiss berharap aku tak bernasib sama dengan rekan-rekan lainnya. Hanya karena terlambat membuat pernyataan sikap bersama untuk menolak dikeluarkannya anak-anak Al-Mizan, Genesiss harus kehilangan tiga orang. Walau diberi surat pindah,.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi 4. Dukungan Genesiss Kasus Sintong berbuntut panjang, seperti yang kuduga. Malam itu Sintong masuk rumah sakit, keluarganya menuntut Mbah Hudi dan tensi darah Mbah Hudi mendadak naik. Untung tidak stroke. Mbah Hudi seperti terhempas dari.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Di Desa Ganjar Agung yang dihuni oleh berbagai paham dan golongan agama, aku harus bisa masuk dari berbagai pintu guna bergaul dengan mereka. Sejak awal, aku tidak pernah mempersoalkan hal-hal yang akan menjadi perdebatan panjang,.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Bersama pemabukSebagai anak muda yang biasa-biasa saja, aku sebenarnya ingin bergaul dengan siapa saja, walau Mbah Hudi selalu mewanti-wanti  agar aku berhati-hati dalam pergaulan. Desa Ganjar Agung, seperti kata Mbah Hudi, sama saja dengan desa-desa.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Pekan berikutnya, aku menemui Mbah Hudi di kamarnya, minta dibimbing mengaji setelah Mbah Hudi mengajari Widi dan Cepry. Hari itu juga aku diterima sebagai murid dan memulai dari Surat Al-Baqarah. Beberapa ayat kubaca. Mbah Hudi.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Perjalanan melelahkan menyeberang ke Pulau Sumatera sama sekali tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Juga tak pernah aku membayangkan bagaimana puluhan mobil bisa masuk ke dalam kapal dan tidak karam ke dasar lautan. Pikiran yang bodoh karena.

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Kepergian ayah dan ibu tak lepas dari perseteruan dingin dengan Pak De, yang sudah berkobar sejak aku masuk pesantren. Aku mendengarnya perseteruan ini bukan dari ayah atau ibu, tetapi dari Pak Lik yang menceritakannya ketika.

MORE
Maling dan Ustadz – Imron Supriyadi

1. Selamat Tinggal Pulau JawaAku sempat mengenyam pendidikan pesantren selama tiga tahun. Perjalanan yang jauh dari cukup untuk menggali ilmu agama, tapi mungkin sudah cukup untuk memulai mengenal ilmu agama. Kenyataan pastinya adalah sudah menjadi keputusan ayah.

MORE
Ibu Presiden

Tirzah Setelah beberapa lama, Putri berkata lagi, “Apakah kamu tau tentang partai kami?”Lia menjawab, “Saya tahu anggota-anggota Partai Pemuda Indonesia adalah orang-orang yang idealis.””Benar. Tapi pengaruh kami tidak luas, cuma di kalangan pemuda dan intelektual yang mendapati.

MORE
Ibu Presiden

Tirzah  Dua hari kemudian sesuatu…atau tepatnya seseorang, yang akan mengubah hidup Lia selamanya, muncul. Siang itu Lia sedang berusaha keras menidurkan Mayka. Ini dia anak energizer, pikir Lia, energinya tidak pernah habis. Tidur saja tak mau. Main.

MORE
Ibu Presiden

Tirzah Keesokan hari bermula seperti hari-hari lainnya bagi Lia. Pagi-pagi pukul 8 dia antar Mayka ke nursery naik bus Nomor 9. Biasanya bus itu cepat datangnya tapi pagi itu agak telat yang menyebabkan Mayka juga telat. Sebenarnya.

MORE
Ibu Presiden

Tirzah The BeginningBagaimana seorang ibu rumah tangga bisa menjadi presiden salah negara berpenduduk terpadat di dunia? Jawabannya keberuntungan, atau mungkin kesialan? Semuanya diawali dengan kisah seorang ibu rumah tangga bangsa Indonesia yang menikah dengan pria Inggris dan.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) “Zhivago,” ulang Strelnikov, waktu mereka dudui di kamarnya.“Zhivago…Pedagang agaknya. Atau bangsawan…O, bukan, dokter dari Moskow…Bepergian ke Varykino. Mengapa kamu tinggalkan Moskow untuk dusun terpencil ini?”“Demikianlah maksudnya..

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Bunyi ketawa dan gerak-gerik terdengar dari salah satu dua deresi yang digandeng; kesitulah pengawal membawa Yury setelah menyebut kode kepada penjaga, tapi bunyi tadi berhenti ketika.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Di deresi terlalu panas dan berbeda untuk tidur. Bantal Yury diresapi keringat. Hati-hati agar tak membangunkan yang lain-lain, ia turun dari bangku tidurnya, lalu menggeser pintu.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo, disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Di tempat terbuka itu ada beberapa kuda-kuda; Yury dan Alexander Alexandrovich memanjatnya dan mulau menggergaji. Inilah saaatnya ketika musim semi keluar dari salju dengan memberi kesan.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Dengan dinding berderak-derak, deresi-derasi menanjak ke bukit curam. Di bawah tanggul ada semak-semak, yang puncaknya tak sampai ke permukaan jalan kereta api. Lebih rendah lagi ada.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Malam putih daerah utara sedang berakhir. Segala hal nampak jelas, gunung, semak-semak, dan lembah, api seolah tak percaya penuh pada diri sendiri dan hanya ada dalam.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Esok harinya berkatalah Tonya: “Kau benar-benar aneh, Yura, banyak hal berlawanan dalam dirimu. Kadang-kadang kau dibangunkan oleh lalat dan tak dapat tidur kembali sampai pagi, padahal.

MORE
Dokter Zhivago

Boris PasternakWaktu malam baru tiba, bangunlah Yury, dipenuhi rasa bahagia tak menentu yang kuat sampai ia bangkit. Kereta api berhenti. Stasiun bermandi magrib, mengaca, menjelang malam terang. Sesuatu yang halus dan jaya dalam gelap yang berbinar ini.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Waktu malam baru tiba, bangunlah Yury, dipenuhi rasa bahagia tak menentu yang kuat sampai ia bangkit. Kereta api berhenti. Stasiun bermandi magrib, mengaca, menjelang malam terang..

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Berhari-hari dua orang itu menghilang dalam kantor-kantor pemerintah untuk mengejar surat-surat perjalanan serta mencatatkan rumah hingga mereka dapat memakainya kembali setelah pulang ke Moskow nanti; dan.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Mendekati daerah pertambangan, kian lama kian banyak pemukiman; bagian perjalanan makin pendek, pemberhentian tambah sering. Banyak lagi orang turun naik di stasiun-stasiun kecil. Mereka yang hanya.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Selama Yury tidur sepuas-puasnya, musim semi tambah panas dan melelehkan seluruh jumlah salju tak terbilang itu yang telah turun antero Rusia; semua salju yang turun di.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Selama Yury tidur sepuas-puasnya, musim semi tambah panas dan melelehkan seluruh jumlah slaju tak terbilang itu yang telah turun antero Rusia; semua salju yang turun di.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Walaupun sudah kasep dan segera malam akan tiba, kereta api diharapkan akan berangkat juga satu dua jam lagi. Yury dan Tonya turun untuk bersenang-senang melihat rel.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Mereka hampir-hampir sayang pada reruntuh stasiun itu yang seperti tempat berlindung bagi orang yang mendaki gunung pada waktu libur. Bentuknya, letaknya, soal-soal kecil dalam kerusakannya terpancang.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Pekerjaan membersihkan rel itu makan tiga hari dan seluruh keluarga Zhivago, juga Nyusha, ikut serta. Inilah tiga hari yang paling nyaman selama perjalanan. Suasana di daerah.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Esoknya, kereta api yang merayap bagai siput lantaran takut keluar dari rel yang dibedaki angin dengan salju dan tak ada yang membersihkannya itu, berhenti disamping reruntuh.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Keluarga Zhivago mengundang makan Kostoyed, anggota kerja sama buruh itu. Ia duduk di pojokkan mereka, menyeruput kaki kelinci dengan bunyi menyedot keras. Ia sangat takut masuk.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Cerita Vasssya sangat berlainan. Ayahnya gugur dalam perang dan ibunya mengirimnya ke Petersburg untuk magang pada pamannya. Paman ini punya toko sendiri di Pasar Apraksin. Suatu.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Di kereta empatbelas ada beberapa tawanan kerja-paksa. Bersama mereka adalah Voronyuk, si pengawal. Tiga orang terpencil dari yang lain-lain, yaitu Prokhor Pritulyev, bekas kasir pada toko.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Tiap kali kereta berhenti, Tonya duduk tegak dengan hati-hati agar kepalanya tak terantuk plafon, lalu menengok ke bawah lewat rekah di pintu untuk melihat apakah ada.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Ia dapat melihat tepi jalan kereta api lebih tinggi di bukit stasiun serta lingkungan kota Razvilye. Tiga kelompok tangga kayu tak bercat menjurus dari peron ke.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Orang sudah tiga hari dalam perjalanan, tapi belum bergerak dari Moskow. Hawa masih saja dingin. Di luar jendela rel, padang, hutan dan atap rumah dusun, semua.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Dijumpainya Tonya serta ayahnya sudah antri dalam satu deretan tak berujung. Nyusha dan Sasha jalan-jalan di luar, sekali tempo menengok ke dalam untuk melihat apakah sudah.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Mereka tinggalkan rumah waktu fajar. Para penghuni lainnya mestinya masih tidur, tapi seorang dari mereka, Zerovotina, sangat gemar mengatur peristiwa sosial, maka dibangunkannya seisi rumah: “Perhatian!.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Suatu hari sebelum mereka berangkat, timbul badai salju. Kepulan salju abu-abu terbang ke langit, balik ke bumi bagai angin puyuh putih dan meniup jauh di jalanan.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Maka pergilah Yury ke stasiun Yaroslavsky untuk menyelidiki. Antrian penumpang tak berujung bergerak lewat bangsal-bangsal turut titian antara sandaran kayu. Menggeletak di lantai batu, di bawah.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Akhir Bulan Maret. Seperti biasanya, beberapa terakhir bulan ini adalah hari-hari pertama yang panas dalam tahun ini, musim semi palsu yang diikuti oleh taraf yang lebih.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960) Ia mulai sembuh. Mula-mula ia terima saja segala-galanya seperti orang setengah sinting. Ia tak ingat apa-apa, tak melihat hubungan antara yang satu dengan yang lain, pun.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Selama hampir dua minggu ia menggigau dengan selingan waktu. Ia mimpi bahwa Tonya meletakkan dua lebuh atas meja tulisnya. Jalan Taman Kereta di sebelah kiri dan.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Tapi lama kemudian barulah Yury kena tipus. Selama itu keluarga Zhivago diuji sampai ujung kesengasaraan. Mereka tak punya apa-apa dan kelaparan. Yury mencari anggota partai yang.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak(alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Malam gelap sekali. Di sekitar mereka gelap semata-mata. Hanya lingkaran kecil cahaya dari lampu saku. Demina berloncatan dari angin salju yang satu ke angin salju yang.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Seorang demi seorang para penghuni yang menyelimuti diri dengan syal dan jas bulu telah balik ke ruangan di bawah tanah yang tidak dipanaskan dan dulu.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Yury menemukan rumah itu di ujung Jalan Brest dekat Gapura Tver. Rumah ini berbentuk barak batu yang tua, dibangun di sekitar pelataran, dengan tangga kayu.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Bagi kebanyakan orang makanan terdiri atas gandum rebusan serta sop ikan yang terbikin dari kepala bandeng, disusul oleh sisa bandeng itu sebagai hidangan kedua; ada.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Musim dingin datang dan sifatnya justru seperti yang diramahkan. Tak begitu mengerikan seperti dua musim dingin yang menyusul, namun sudah sejenis, muram, dingin, membawa kelaparan,.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Mereka dapat kabar bahwa tamu-tamu itu sudah pulang dengan selamat, namun masih belum boleh dikatakan bahwa di kota sudah ada perdamaian. Di pelataran-pelataran masih ada.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Rencana Tonya telah diterima dan keluarganya menghuni tiga kamar di loteng paling atas selama musim dingin. Hari Minggu dingin dan banyak angin, muram akibat mendung.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Memanglah macam-macam peristiwa yang dialami Yury di persimpangan jalan dekat Jalan Perak. Suatu malam dingin yang gelap dekat sebelum pertempuran Bulan Oktober, ia menemukan seorang.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. “Jendela sudah dibetulkan dengan dempul?”“Belum.” Yury terus menulis“Sudah waktunya, bukan?”Yury tekun dalam kerjanya dan tidak menjawab.“Sayang, Tarasyuk tak ada,” sambung ahli kimia itu. “Ia patut.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. “Jendela sudah dibetulkan dengan dempul?”“Belum.” Yury terus menulis“Sudah waktunya, bukan?”Yury tekun dalam kerjanya dan tidak menjawab.“Sayang, Tarasyuk tak ada,” sambung ahli kimia itu. “Ia patut.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Agustus sudah lewat dan kini September hampir lampau. Musim dingin menjelangdam di dunia insani udara berat oleh sesuatu yang tak dapat dielakkan, seperti ajal alam.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. “Tuan-tuan dan nyonya-nyonya… saya ingin…Misha! Gogochka! Tolong, Tonya, mereka tak mau dengar! Tuan-tuan dan nyonya-nyonya, boleh saya ucapkan sepatak kata? Kita segera akan mengalami hal.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Demikian pertemuan mereka yang mula-mula: tapi sejak itu mereka berjumpa bersama orang-orang lain, padahal dalam hadirat orang lain sikap Paman Kolya berlainan sama sekali. Ia.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Dalam sedikit hari kemudian sadarlah ia betapa ia terpencil. Tak ada yang salah, pikirnya. Ia hanya menerima yang sepantasnya. Anehnya, kawan-kawannya telah menjadi kabur tak.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Hal yang baru dan terpenting baginya di Moskow ialah anak lelakinya yang kecil. Yury mendapat panggilan segera sesudah anak ini lahir, jadi ia hampir tak.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. ”Syukur ia pergi! Nah, kau boleh dengarkan dia kalau mau, tapi percayalah ia cuma main sandiwara. Kita bicara dengannya dan kita anggap dia orang dusun.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Selama ia duduk di kereta api, bagi Yury seolah hanya kereta api yang berjalan, seolah waktu berhenti dan hari masih tengah siang saja. Tapi sebetulanya.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Esok paginya Yury tidur sampai siang, bangun lewat pukul sebelas. “Prince, Prince,” tetangganya dengan lembut memanggil anjingnya yang tak senang., Yury heran bahwa di kompartemen.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Capek oleh segala kejadian di minggu-minggu terakhir dan oleh keberangkatannya pagi-pagi, Yury mengharap akan tidur saat ia menyamankan diri, tapi ia terlalu letih hingga bangun.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Waktu kereta api yang disembunyikan tadi masuk mundur dari belakang gudang-gudang, seluruh khalayak tercurah ke sepur-sepur. Orang yang terguling-guling dari tanggul macam gundu, naik gerayangan.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Hari keberangkatan Yury adalah sumuk. Taufan semacam yang mengamuk dua hari sebelumnya, sedang menjadi-jadi. Di lingkungan stasiun yang dikotori kulit biji-biji bunga matahari, semua pondok.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Orang beranggapan bahwa yang bertanggung-jawab tak langsung atas kerusuhan di stasiun Biryuchi adalah telegrafis di Biryuchi, Kolya Frolenko. Kolya ini anak tukang lonceng di Melyuzeyevo.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Beberapa waktu kemudian, Zhivago pun pulang. Malam sebelum ia berangkat, ada badai yang dahsyat. Kegaduhan taufan bercampur dengan keributan hujan lebat; hujan itu kadang memecah.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Malam berikutnya ia ketemu Lara. Dijumpainya dia dalam kamar persediaan; setumpuk pakaian, baru keluar dari mesin penulas terletak di depannya; ia sedang menyeterika. Kamar persediaan.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Sekarang bulan sudah tinggi. Cahaya di pelataran setebal kapur, dengan permadani lebar hitam di depan portik gedung batu. Rapat diadakan di seberang pelataran dan Yury.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Antipova sudah pulang. Mademoiselle yang memberi tahu pada Yury, menambahkan bahwa ia capek; ia tadi cepat-cepat makan dan naik ke kamarnya dengan berpesan supaya ia.

MORE
Smaradina Muda Mangin

Syam Asinar Radjam Aku Mangin dan Suatu Malam Tak banyak yang kenal Mangin sekenal aku mengenal dia. Aku paham bahkan hari ke hari kehidupannya. Bukan lantaran aku dipercayanya membaca catatan hariannya. Akulah juga seorang buku hariannya pula..

MORE
Pangeran Jawa Atawa Jager Melayu

Bramantyo Prijosusilo Sigap menerima komando, Jagger mengikuti kawan-kawan barunya ke bawah, ke lantai dua restoran itu. Jadi rupanya Iwan ini anak rakyat biasa, dan sukses di London hanya bermodal keberanian belaka. Keberanian apa? Keberanian memainkan kontol? Hebat.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Yury sedang keliling ke kantor-kantor dimana ia perlu minta ijin dan prioritas untuk kepulangannya ke Moskow pun untuk menemui para sahabat dan kenalannya, guna pamit..

MORE
Smaradina Muda Mangin

Syam Asinar Radjam LimaLima belas ribu perak lagi sisa rekening di ATM. Bagaimana Mangin bisa pulang, pergi dari ibu kota negara yang panas ini. Panas suhu, panas konstelasi politik… Mengutang lagi? Mangin teringat Kantata Takwa ;.. menghutang.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Rumah sakit dimana Yuri menjadi pasien dan kini dokter, ditempatkan dalam rumah istri Tumenggung Zhabrinskaya. Dia menawarkannya pada Palang Merah pada permulaan perang. Rumah ini.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Dari Melyuzeyevo, ada dua jalan raya, satu ke Timur, lainnya ke Barat. Yang satu becek dan lewat hutan menuju Zabushino, kota kecil yang berdagang gandum,.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), terbitan Djambatan, Maret 1960Dari Melyuzeyevo, ada dua jalan raya, satu ke Timur, lainnya ke Barat. Yang satu becek dan lewat hutan menuju Zabushino, kota kecil yang berdagang gandum, administratif di bawah.

MORE
Smaradina Muda Mangin

Syam Asinar RadjamAku tahu Mangin akan berangkat malam ini. Dengan Kereta malam, pukul sembilan. Dan biasa, tak ada yang istimewa mengenai sebuah keberangkatan antar kami, tak terbersit niatku mengantarnya. Demikian juga dia. Repot, jika aku harus mengatarnya,.

MORE
Smaradina Muda Mangin

Syam Asinar Radjam Belay On!Aku tahu Mangin akan berangkat malam ini. Dengan Kereta malam, pukul sembilan. Dan biasa, tak ada yang istimewa mengenai sebuah keberangkatan antar kami, tak terbersit niatku mengantarnya. Demikian juga dia. Repot, jika aku.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Hujan mengubah debu hitam jadi lumpur berwarna kopi dan lumpur ini tersebar di jalan-jalan yang kebanyakannya tak berlapis batu. Kota itu kecil sekali. Diujung hampir.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), terbitan Djambatan, Maret 1960Hujan mengubah debu hitam jadi lumpur berwarna kopi dan lumpur ini tersebar di jalan-jalan yang kebanyakannya tak berlapis batu. Kota itu kecil sekali. Diujung hampir tiap jalan masih.

MORE
Smaradina Muda Mangin

Syam Asinar Radjam…Tiga, dua, satu. Mangin mulai masuk hitungan mundur menuju kehidupan yang mulai membuat dia jijik dengan diri sendiri. Biasanya hari-hari dilalui dengan membaca fenomena pembangunan, menulis report, mendikusikan peminggiran hak rakyat, paling tidak membuat kertas.

MORE
Pangeran Jawa Atawa Jager Melayu

Bramantyo PrijosusilJagger memepetkan wajahnya ke kaca pintu untuk melihat ke dalam. Terlihat bangku-bangku restoran berjajar dan sampah-sampah berserakan. Asbak, piring-piring kotor, botol-botol, dan gelas-gelas kosong, tetapi tak terlihat seorang manusia pun. Jagger mundur, dan didengarnya musik berdentam.

MORE
Smaradina Muda Mangin

Syam Asinar Radjam Tiga…Tiga, dua, satu.Mangin mulai masuk hitungan mundur menuju kehidupan yang mulai membuat dia jijik dengan diri sendiri. Biasanya hari-hari dilalui dengan membaca fenomena pembangunan, menulis report, mendikusikan peminggiran hak rakyat, paling tidak membuat kertas.

MORE
Pangeran Jawa Atawa Jager Melayu

Bramantyo Prijosusilo Jagger memepetkan wajahnya ke kaca pintu untuk melihat ke dalam. Terlihat bangku-bangku restoran berjajar dan sampah-sampah berserakan. Asbak, piring-piring kotor, botol-botol, dan gelas-gelas kosong, tetapi tak terlihat seorang manusia pun. Jagger mundur, dan didengarnya musik.

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Kota kecil tempat pengungsian rumah sakit namanya Melyuzeyevo. Letaknya di daerah tanah hitam* yang subur. Debu hitam bergantungan di atasnya sepanjang hari bagai sekawanan belalang..

MORE
Dokter Zhivago

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo),disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960Kota kecil tempat pengungsian rumah sakit namanya Melyuzeyevo. Letaknya di daerah tanah hitam* yang subur. Debu hitam bergantungan di atasnya sepanjang hari bagai sekawanan belalang. Debu itu.

MORE
Smaradina Muda Mangin

Syam Asinar Radjam Mangin sobek blocknote bekas sebuah kongres, mulai menggerakkan pensil di sisa nyala api di tumpukan potongan dahan. Setelahnya, menjelang pagi setelah melantunkan beberapa rhapsody tentang pagi bersama permainan gitar Hotma dia serahkan kepada Dinda..

MORE
Pangeran Jawa Atawa Jager Melayu

Bramantyo PrijosusiloKetika Jagger terbangun, pertanyaan pertama yang dia ajukan adalah soal ecstasy yang dijanjikan Elaine. Elaine pun merogoh tas bawaannya dan mengambil sebuah lipatan kertas kecil. Jagger segera meraih dan membuka, dan terlihat tiga butir pil berwarna.

MORE
Pangeran Jawa Atawa Jager Melayu

Bramantyo Prijosusilo Ketika Jagger terbangun, pertanyaan pertama yang dia ajukan adalah soal ecstasy yang dijanjikan Elaine. Elaine pun merogoh tas bawaannya dan mengambil sebuah lipatan kertas kecil. Jagger segera meraih dan membuka, dan terlihat tiga butir pil.

MORE
Smaradina Muda Mangin

Syam Asinar Radjam Sesobek BuramMangin sobek blocknote bekas sebuah kongres, mulai menggerakkan pensil di sisa nyala api di tumpukan potongan dahan. Setelahnya, menjelang pagi setelah melantunkan beberapa rhapsody tentang pagi bersama permainan gitar Hotma dia serahkan kepada.

MORE
Dokter Zhivago 51

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Rumah sakit tempat Yury sembuh kembali di bagian perwira, telah diungsikan dan rupa-rupanya dilakukan orang dalam kota kecil di depan rel kereta api, dekat markas.

MORE
Dokter Zhivago 51

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo),disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960Rumah sakit tempat Yury sembuh kembali di bagian perwira, telah diungsikan dan rupa-rupanya dilakukan orang dalam kota kecil di depan rel kereta api, dekat markas besar Umum..

MORE
Smaradina Muda Mangin

Syam Asinar RadjamTengah malam acara keakraban antara mahasiswa baru dengan himpunan mahasiswa jurusan, Mangin hendak menyerahkan balasan surat singkat itu ke Dinda. Di persimpangan kebimbangan. Hujan sibuk-sibuknya sebagai panitia. Toh, mahfum Mangin kalau tak ada waktu baginya..

MORE
Pangeran Jawa Atawa Jager Melayu

Bramantyo PrijosusiloKetika pagi-pagi Tahun Baru Elaine kembali ke flatnya, suami dan anaknya masih tidur berpelukan. Diletakkannya coat tebal di gantungan dekat pintu dan dialirkannya air hangat ke dalam bath-tub. Perasaannya tak enak, seolah pemandangan-pemandangan liar di pesta.

MORE
Smaradina Muda Mangin

Syam Asinar Radjam Surat 2Tengah malam acara keakraban antara mahasiswa baru dengan himpunan mahasiswa jurusan, Mangin hendak menyerahkan balasan surat singkat itu ke Dinda. Di persimpangan kebimbangan. Hujan sibuk-sibuknya sebagai panitia. Toh, mahfum Mangin kalau tak ada.

MORE
Pangeran Jawa Atawa Jager Melayu

Bramantyo Prijosusilo Ketika pagi-pagi Tahun Baru Elaine kembali ke flatnya, suami dan anaknya masih tidur berpelukan. Diletakkannya coat tebal di gantungan dekat pintu dan dialirkannya air hangat ke dalam bath-tub. Perasaannya tak enak, seolah pemandangan-pemandangan liar di.

MORE
Tentang Penulis Edisi 50

Dewa Gumay Lembak, anak Palembang penulis cyber dan koran lokal. Maya Maniez, wartawan Radio Mercury FM di Surabaya Bramantyo Prijosusilo, pegiat ‘happening art’ yang tinggal di London dan Yogya. Syam Asinar Radjam, anak Palembang ini menulis novel.

MORE
Dokter Zhivago 50

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Hari berikutnya, ketika Zhivago pulang untuk makan siang, ia berkata: “Nah, kau sangat ingin berangkat, sekarang kita semua akan berangkat. Tak kukatakan ‘syukurlah,’ sebab bukanlah.

MORE
Dokter Zhivago 50

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960Sekali lagi mereka berbaring di bangku tidur depan kedua ujung jendela yang sangat panjang itu; hari telah malam dan mereka becakap-cakap. Zhivago bercerita pada Gordon, bagaimana.

MORE
Smaradina Muda Mangin

Syam Asinar RadjamDua kali, ini yang kedua, menurut pengakuan Mangin. Dia terkondisi mengingat perempuan selain Emak, Kelawai, dan keponakannya yang sedang lucu-lucunya. Memaksa sekali perasaan yang teramat sering muncul tanpa diundang. Dan setiap melihat sorot matanya Mangin.

MORE
Pangeran Jawa Atawa Jager Melayu

Bramantyo PrijosusiloAkhirnya dengan segala hiruk-pikuk lahir maupun batin, Elaine, Jagger dan Sanca berhasil tiba di London sebelum malam Tahun Baru, dan langsung saja, Elaine bergiat bersama rekan-rekan kerjanya menyusun rencana untuk dokumentasi pesta rave di luar kota.selengkapnya

MORE
Smaradina Muda Mangin

Syam Asinar Radjam S M SMangin sesuatu saat pikirannya terhenyak. Ketika sesosok datang dari kejauhan dengan rambut tergerai dan bunyi termos air yang terguncang karena tinggal separuh. Membawa senyum yang sangat sopan. Dinda. “Eh, apa khabar, besok.

MORE
Pangeran Jawa Atawa Jager Melayu

Bramantyo Prijosusilo Akhirnya dengan segala hiruk-pikuk lahir maupun batin, Elaine, Jagger dan Sanca berhasil tiba di London sebelum malam Tahun Baru, dan langsung saja, Elaine bergiat bersama rekan-rekan kerjanya menyusun rencana untuk dokumentasi pesta rave di luar.

MORE
Dokter Zhivago 49

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Sekali lagi mereka berbaring di bangku tidur depan kedua ujung jendela yang sangat panjang itu; hari telah malam dan mereka becakap-cakap. Zhivago bercerita pada Gordon,.

MORE
Smaradina Muda Mangin

Syam Asinar Radjam DUADua kali, ini yang kedua, menurut pengakuan Mangin. Dia terkondisi mengingat perempuan selain Emak, Kelawai, dan keponakannya yang sedang lucu-lucunya. Memaksa sekali perasaan yang teramat sering muncul tanpa diundang. Dan setiap melihat sorot matanya.

MORE
Dokter Zhivago 49

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo),disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960Sekali lagi mereka berbaring di bangku tidur depan kedua ujung jendela yang sangat panjang itu; hari telah malam dan mereka becakap-cakap. Zhivago bercerita pada Gordon, bagaimana ia.

MORE
Smaradina Muda Mangin

Syam Asinar RadjamDua kali, ini yang kedua, menurut pengakuan Mangin. Dia terkondisi mengingat perempuan selain Emak, Kelawai, dan keponakannya yang sedang lucu-lucunya. Memaksa sekali perasaan yang teramat sering muncul tanpa diundang. Dan setiap melihat sorot matanya Mangin.

MORE
Dokter Zhivago 48

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. Di wilayah ini dusun-dusun agaknya secara ajaib luput dari permusnahan, merupakan pulau-pulau keamanan tak terbilang di tengah lautan reruntuhan. Suatu sore waktu matahari terbenam, Gordon.

MORE
Smaradina Muda Mangin

Syam Asinar Radjam Nikoton dan Gelembung Balon PermenTibalah kampus –tempat kegiatan dilangsungkan, sekitar pukul sembilan malam. Aku memarkir motor yang panas. Dibawah pohon sonokeling. Kuperhatikan Mangin disambut kebimbangan, apa yang harus dikerjakan. Bukan masalah bagiku, langsung kusambut.

MORE
Dokter Zhivago 48

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo),disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960Di wilayah ini dusun-dusun agaknya secara ajaib luput dari permusnahan, merupakan pulau-pulau keamanan tak terbilang di tengah lautan reruntuhan. Suatu sore waktu matahari terbenam, Gordon dan Zhivago.

MORE
Smaradina Muda Mangin

Syam Asinar RadjamTibalah kampus –tempat kegiatan dilangsungkan, sekitar pukul sembilan malam. Aku memarkir motor yang panas. Dibawah pohon sonokeling. Kuperhatikan Mangin disambut kebimbangan, apa yang harus dikerjakan. Bukan masalah bagiku, langsung kusambut tawaran panitia. Segelas kopi hangat.

MORE
Smaradina Muda Mangin

Syam Asinar Radjam Nikoton dan Gelembung Balon PermenTibalah kampus –tempat kegiatan dilangsungkan, sekitar pukul sembilan malam. Aku memarkir motor yang panas. Dibawah pohon sonokeling. Kuperhatikan Mangin disambut kebimbangan, apa yang harus dikerjakan. Bukan masalah bagiku, langsung kusambut.

MORE
Dokter Zhivago 47

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo), disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960. “Ada kudakah hari ini?” tanya Gordon pada tiap kali Dr. Zhivago pulang untuk makan tengah hari. Mereka tinggal dalam teratak petani di Galici. “Jangan harap..

MORE
Dokter Zhivago 48

Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo),disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960Di wilayah ini dusun-dusun agaknya secara ajaib luput dari permusnahan, merupakan pulau-pulau keamanan tak terbilang di tengah lautan reruntuhan. Suatu sore waktu matahari terbenam, Gordon dan Zhivago.

MORE
Pangeran Jawa Atawa Jager Melayu

Bramantyo PrijosusiloDitinggal Keith, Elaine kelabakan. Pekerjaan menuntutnya balik ke London sebelum Tahun Baru, untuk merekam gambar tentang pesta ecstasy muda-mudi di akhir tahun. Lagipula, Natal yang diawali dan diakhiri dengan pertengkaran membuat kepalanya pusing sebelah. Ingin rasanya.

MORE
Smaradina Muda Mangin – Syam Asinar Radjam

LebungPerjalanan singkat yang terasa amat panjang. Kiri kanan hanyalah rawa. Embun mulai turun. Rawa. Aku dan Mangin melewati 65 persen daratan yang didominasi rawa. Lebak, lebung, lopak, semua menjadi sumber ikan dan lahan sawah dengan beragam jenis.

MORE
Pangeran Jawa Atawa Jager Melayu – Bramantyo Priyosusilo

Ditinggal Keith, Elaine kelabakan. Pekerjaan menuntutnya balik ke London sebelum Tahun Baru, untuk merekam gambar tentang pesta ecstasy muda-mudi di akhir tahun. Lagipula, Natal yang diawali dan diakhiri dengan pertengkaran membuat kepalanya pusing sebelah. Ingin rasanya cepat-cepat.

MORE
Dokter Zhivago 46 – Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo)

Garis depan sudah mulai bergerak. Sebelah Selatan dari distrik yang didatangi Gordon, pasukan-pasukan kita berhasil menerobos posisi-posisi musuh. Bala bantuan menyusul serta melebarkan bobolan, tapi mereka ketinggalan hingga kesatuan-kesatuan yang maju tadi terpencil dan ditangkap. Antara tawanan.

MORE
Smaradina Muda Mangin 2 – Syam Asinar Radjam

Lalu Beriring AnginBersamaku, Mangin menembus pekat aspal yang mulai berkabut. Mengejar 32 km di depan. Yang aku paham Mangin, mengejar sepasang mata yang satu malam sebelumnya melupakan dia tentang keindahan bintang. Secara eksplisit dia pernah kelepasan omongan.

MORE
Smaradina Muda Mangin 1 – Syam Asinar Radjam

PrologMalam berubah menjadi sangat pendiam, ketika aku memulai memutuskan untuk membaca ulang pesan-pesan Mangin. Sebuah amplop tebal. Sayup percik air menuruni batuan jauh di bawah pondokan. Sungainya, —dari penjaga pondok tempatku menginap malam ini —tidaklah sejernih suaranya..

MORE
Pangeran Jawa Atawa Jager Melayu 19 – Bramantyo Prijosusilo

Melewati rumah-rumah saudagar abad sembilanbelas yang kini umumnya telah dijadikan lima atau enam flat terpisah, tangannya mulai letih, pegangan tas seakan akan memotong jari-jarinya. Beberapa tas belanjaan berisi hadiah Natal untuk orang-tuanya, untuk Jagger, untuk Sanca, dan.

MORE
Pangeran Jawa Atawa Jager Melayu 15 – Bramantyo Prijosusilo

Enam: Bumi Dipijak Pekan-pekan awal di London bagi Elaine adalah saat-saat menghubungi kawan-kawannya. Elaine memiliki komunitas kawan-kawan yang sangat hidup. Erat dan dalam persahabatan mereka. Mereka dahulu bersama-sama mengawali karir bekerja di bidang pertelevisian, sebagian besar sebagai.

MORE
Pangeran Jawa Atawa Jagger Melayu 5 – Bramantyo Susilo

Mobil Vauxhall yang dikendarai Keith memasuki kota dan lalu-lintas menjadi lebih perlahan dan padat. Di dalam mobil, diam. Tak ada yang berbicara. Keith sibuk berkonsentrasi pada jalanan, sedangkan Elaine dan Jagger tenggelam dalam pikiran masing-masing. Memang, awal.

MORE
Pangeran Jawa Atawa Jagger Melayu 4 – Bramantyo Prijosusilo

Di ruang penjemputan, Keith, adik dan sudara kandung Elaine satu-satunya, pertama-tama melihat dan mengenali Jagger, bukan karena sudah pernah bertemu, namun karena diceritakan Elaine bahwa Jagger selalu berpakaian a’la pengendara motor besar. Agak kaku juga awal perkenalan.

MORE
Pangeran Jawa Atawa Jagger Melayu 3 – Bramantyo Prijosusilo

Tiga, Mendarat di Heathrow Roda pesawat menghantam landasan, membal sedikit, lalu terasa segala daya mesin-mesin Boeing raksasa bekerja menahan laju. Beberapa detik kemudian, jelaslah sudah bagi semua penumpang; pendaratan selamat. Terasa kelegaan menghalau ketegangan yang menggumpal di.

MORE
Maling dan Ustadz – Imron Supriyadi

Dituntut di pengadilanDi kampus IAIN Raden Fatah, selepas semester pertama, aku bergabung dengan beberapa organisasi: dari Senat Mahasiswa di fakultas, sampai organisasi semi otonom di bawah naungan Senat Mahasiswa. Juga bergabung dengan beberapa organisasi: Lembaga Dakwah Mahasiswa.

MORE