senja di champ d’elysses – Lily Glorida Nababan

suatu senja di champ d’elysses saat meneguk air jeruk sambil menenggelamkan diri di kursi kayu riang dan ria sajalah sekelilingku..   berpasang-pasangan tua dan muda berjalan sepanjang trotoar      sambil berpelukan        kadang berhenti untuk saling memandang           lalu saling mengecup…  betapa romantis,sementara aku sendiri saja.. mencoba alihkan tatapan pada arc de triomphe yang berdiri di ujung kanan…    sinar mentari sore menguningkan batuan kokohnya..       lalu terasa angin […]

MORE
Syair Musafir – Sitok Srengenge

    Serapuh manekin, seteguh fountain,kausepuh bara birahi tanpa acuh pada dingin Menara gereja menjulangkan syahwat,                                 St. Pauli lewat Tak ada natal putih,                     hanya reranting merintih                                     Salju seakan mangkir,tanah penuh bangkai daun              Tapi akan hadir seorang musafir,               kau menanti di ujung tahun                                                         Datang ia dengan kuntum selasih      di ranjang menyala kaukenalkan dirimu Kekasih  Di balik pintu maut menunggu                   dengan sepasang kuda waktu                Dalam […]

MORE
Di Hamburg Sepi Menghembur – Sitok Srengenge

Kecuali kelam cuma angin compang-camping,           seusai sepi merajamkan sejuta taring  Hawa jekut bersalto di perut gelandangan,bayang-bayang maut dari ghetto masa silam Sepi menjalar, mendesis di lurung-lurung gedung,lidahnya menjilati patung-patung di taman             Udara menggelepar, menanggung gaung,                 menebar bau rawan peraduan   Dan di danau yang menyerupai genangan mimpi,sulur-sulur cahaya seakan pendar fosfor akar kuldi Gesau Gestapo telah lama tenggelam di dasar […]

MORE
Memento Mori – Sitok Srengenge

Pada parasmu yang pucat        kubaca gurat isyarat:cambuk angin musim dingin,           perusuh yang kembalidengan sisa dengki laskar Stasi     Cahaya terkubur di kota yang tidur,anak-anak dan perempuan dari Timurmimpi sekerat roti dan seteguk anggur Sungguh, kausuguhkan padaku                            malam itu:      letus tulang di tungku krematoriumdan kuntum-kuntum gandum yang alum  Selebihnya selingkup selimut,selembut dan selembab kabut digetar guruh yang merontajauh di relung hutan cemara       Dan […]

MORE
Kisah tentang Mimpi-mimpi yang Bersahutan – M. Najib Azca

Mengapa mimpi-mimpi bersahutan?Mengapa angan-angan berpilin berpagutan?          Barangkali karena ruh memang tak pernah usai berdesah         Barangkali karena jiwa memang tak kunjung rampung bertetirah O, hidup memang berlaksa warnaKita melaburinya dengan mimpi dan sejarah,pun dengan angan-angandan puing-puing kelampauan     Lalu kita terus coba mematut-matut:    di antara seruling sepi    dan petikan dawai surgawi                 Kita terus coba mereka-reka:                jalan setapak                di antara kefanaan                dan keabadian!***Queanbeyan dini […]

MORE
Catatan Musim Gugur Untuk Kekasih – M. Najib Azca

Apa yang kau tangkap dari daun-daun gugur, kekasih? Pada mulanya adalah hidupkemudian adalah cintadan di penghujungnya adalah ajal Tuhan bertitah dalam firmannabi berujar dalam sabdaalam bertutur lewat desau angin dan daun-daun jatuh Apa yang kau tangkap dari daun-daun yang bersalin warna, kekasih? Hidup meraga dalam bentukcinta merupa dalam warnadan maut menjemput bersama sang fana:tak ada […]

MORE
Wings – Abraham Juang

       If I had wings I would touch   The wet drips of the rain.                        If I had wings I would tasteThe bright stars.                          If I had wings I would gaze                      At the very light and bright sunset. If I had wings I would dreamOf floating in space and flying On the sea.*** Mouth     Mouth that snap  Mouth with teethMouth […]

MORE
Mata Danau – Sitok Srengenge

 Segenang danau dan sebersit meteor,sebentang risau bangkit dalam paspor                  Selengang kau dan sebait metafor,segamang mau si troubador dari burit ekuator              Setelah anggur dan musik dan malam rebah,ada yang berangsur mengusik dan kita saling jamahSebagai hutan perawan kau kurambah sampai semak tersibak, bebukit basah     menahan gelegak arus bawah tanah Bagai burung terbang dari seberang lautan,                            di belukar keterasingankukerkau sumber kicau, […]

MORE
Fatamorganisma – Sitok Srengenge

 Jari-jari musim yang jail   menggramul pinggul seorang gadis kecil ,                        kupu yang gemetar menunggu angin lewat                                      menuju Buchenwald          Aku menahan kesiur jantung,       di balik punggung patung yang dipancung,                     di depan gedung pemerintah yang hancur                     disatroni amarah para penganggur         Seketika kota menjelma seorang lelaki apak                  dengan jambang dan jenggot selebat semak,                             kusut masaidan padangnya samun matahari sore                                                 Angin datang berisikmengosak-asik rambutnya yang penuh kersik,             menyurukkan kenang pada […]

MORE
Menoleh Ke Belakang – Maria Pakpahan

Menoleh ke belakang, lewat satu winduMenoleh lewat bahu, mencari jemari yg bebas lancang menyapa rambutkuMendapati senyum lepas, bersahabatJengah aku di atas tangga sekolah kitaTerpaku, seakan bertemu malaikatBayangkan malaikat sekolah pasca sarjanaApa surga kekurangan ilmu ?Benakku bertanya, hatiku bersyukur Menoleh ke belakang, lewat sudah abad laluMenoleh pada musim dingin utara , duniamuMendapati aroma kopi dan vivaldi […]

MORE