Nyanyian Hutan Perawan

Imron Supriyadi Pagi menjelang fajar aku sudah berkemas. Jaket, parang, pisau pinggang, minyak, lampu, korek, botol minum, dan sedikit singkong rebus sudah masuk kedalam ransel. Kuputuskan, pagi itu, aku harus pergi ke hutan. Aku tidak bisa terus menerus hidup dalam perkampungan yang pengab. Suhu udara, suhu politik dan suhu kebudayaan di kampungku tak bisa membuatku […]

MORE
Bumi Ketiga

Imron SupriyadiAku tergeragap. Sebuah kilat cahaya telah memecah bongkahan batu besar, tempat selama ini aku tidur di dalamnya. Sulit kuterjemahkan. Ia datang begitu cepat, Jika kilatan cahaya itu sudah reda, besok atau lusa, akan kutanyakan pada ahli meteorologi, agar aku tidak terus kebingungan. Hari itu aku mendapat bahan penelitian baru yang belum terdata lembaga penelitian […]

MORE
Tentang Penulis Edisi 51

T.S. Pinang, tinggal di Yogyakarta, beberapa puisinya pernah dibacakan di Radio Suara Jerman Deutsche Welle dan RRI Nusantara II Yogyakarta, dan masuk dalam antologi Graffiti Gratitude: Sebuah Antologi Puisi Cyber. Imron Supriyadi, lahir di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah tapi sekolah dan tamat di Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Fatah Palembang. Pernah gabung di Teater Aladin, Teater […]

MORE
Bumi Ketiga

Imron Supriyadi Aku tergeragap. Sebuah kilat cahaya telah memecah bongkahan batu besar, tempat selama ini aku tidur di dalamnya. Sulit kuterjemahkan. Ia datang begitu cepat, Jika kilatan cahaya itu sudah reda, besok atau lusa, akan kutanyakan pada ahli meteorologi, agar aku tidak terus kebingungan. Hari itu aku mendapat bahan penelitian baru yang belum terdata lembaga […]

MORE
Tentang Penulis Edisi 41

T.S. Pinang, tinggal di Yogyakarta, beberapa puisinya pernah dibacakan di Radio Suara Jerman Deutsche Welle dan RRI Nusantara IIYogyakarta dan masuk dalam antologi Graffiti Gratitude: Sebuah Antologi Puisi Cyber.Ningrum Sirait , pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, anggota Dewan Pengurus LSM Pusaka Indonesia, dan sedang menyelesaikan S3 untuk bidang Hukum Internasional.Bramantyo Prijosusilo, pegiat seni […]

MORE
Mental Kelelawar di Negeri Kelelawar – Imron Supriyadi

Lepas ashar, setiap kali aku duduk di serambi masjid, aku selalu menyaksikan puluhan, bahkan ratusan kelelawar. Di depan masjid itu memang ada pohon beringin yang cukup besar, dan diatasnya bergelantungan buah buah kecil yang suka dimakan burung dan kelelawar. Jadi tiap sore mulai menjelang, hampir semua kelelawar dan burung berkumpul dan beterbangan dari dahan ke […]

MORE
Tentang Penulis Edisi 31

Hok An,tinggal di Frankfurt, anggota IMBAS (kelompok HAM danekologi untuk negara-negara ASEAN), menekuni masalahHPH, HTI, hak ulayat, pertanahan dan perdagangan senjata.Bramantyo Prijosusilo, pegiat seni instalasi asal Jogja. Pernah bermukim di London dan sekarang kembali ke Jogja. Imron Supriyadi, lahir di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, tapi sekolah dan tamat di Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Fatah Palembang. […]

MORE
Kerbau Desa Peralihan – Imron Supriyadi

Kerbau di Desa Peralihan sama saja dengan kerbau-kerbau lainnya. Yang berbeda adalah kerbau itu tinggal di Dusun Peralihan, di kawasan di pinggir selat Sunda. Tentang kapan kerbau sampai di Desa Peralihan tak ada yang tahu persis. Ada yang bilang, kerbau Desa Peralihan asalnya dari negeri Belanda, dibawa Asisten Redana asal Belanda waktu jaman penjajahan dulu. […]

MORE
Tentang Penulis Edisi 21

Aniceto Guterres Lopes, tamatan Fakultas Hukum Universitas Udayana, Bali. Kini menjabat ketua dewan pengurus Yayasan HAK di Dili. Bramantyo Prijosusilo, pegiat seni instalasi asal Jogja. Pernah bermukim di London dan sekarang kembali ke Jogja. Imron Supriyadi, lahir di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah tapi sekolah dan tamat di Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Fatah Palembang. Tamat Jurusan Komunikasi Dakwah. Pernah gabung […]

MORE
Parodi Surat Pembaca – Imron Supriyadi

Budi, salah seorang wartawan teman dekatku di Palembang, tiba-tiba uring-uringan. Dari wajahnya, sepertinya, kawanku itu benar-benar marah. Sekalipun gaya marah Budi memang tidak seperti marahnya seorang redaktur kepada Kepala Humas, yang lalai memberi amplop seusai jumpa pers. Marahnya Budi biasanya terlihat biasa-biasa saja, sama seperti marah-marah sebelumnya. Semula, aku tidak mau tahu dengan sikap Budi. […]

MORE