Kota Ditinggal Waktu – Muhammad Solihin Oken

1
Kota ditinggal waktu dan gagal menikah dengan kupu-kupu kunang-kunang berang-berang- laron-laron  memangil-manggil, sayapnya mengitari ruang-ruang kota

Kota kehilangan waktu- jarum jam tiarap di angka biru perempuan sembunyi di laut kenangan

Masih ada matahari pagi? Kota ditinggal waktu- senyap senyap senyap ada pesan singkat pada surat email dari kupu-kupu kunang-kunang berang-berang dengan isi pesan sama: Kenapa kok begini?

2
Kota tak pernah tahu pada perkabungan itu dirinya nyaris kehabisan darah kekurangan oksigen dan tak ada tempat di rumah sakit

Beribu-ribu mayat mencari makamnya sendiri- atas lubang hitam yang menganga nyawa-nyawa hilang dan kupu-kupu kunang-kunang berang-berang pergi- kota ditinggal waktu

Masih ada matahari senja?  Di Laut? Pelabuhan? Jalan-jalan? Taman-taman menuju pemakaman- kota ditinggal waktu

3
Ketika gerimis pertama turun di kota- aku sedang duduk di taman dan tiba-tiba kerinduanku pada kota hilang dan tak ada yang tinggal selain kupu-kupu kunang-kunang berang-berang   

Kemana orang-orang? tanyaku- kupu-kupu kunang-kunang berang-berang tak berani menjawab- aku bertanya kepada gerimis kenapa semua diam? Gerimis berkata: karena jawaban tak lagi menyelesaikan persoalan

Tapi, masih ada kerinduanku pada senja meski tak ku temukan senja di kota

4
Kupu-kupu terbang di pagi hari dengan sayap warna-warni- tingkahnya lucu menggemaskan; semua suka kupu-kupu kecuali malam

Kunang-kunang terbang di malam hari bawa cahaya benderang di tubuhnya- tubuh itu tak dapat kupandang sejatinya

Berang-berang melompat terbang memangsa makhluk-makhluk kecil di sekitarnya- berang-berang kupu-kupu kunang-kunang tak pernah bertemu hanya ada persoalan cinta antar mereka kepada kota

5
Kota dimana aku dilahirkan dan menjadi warga urban- kau tahu apa arti menjadi urban? 

Menjadi urban bagaimana menggairahkan hidup bagaimana membawa panca indra pada skala kehidupan- mata melihat pandangan pada skala pembesaran dan pengecilannya; telinga mendengar frekuensi suara pada skala pembesaran dan pengecilannya; hidung mengendus wewangian atau bau pada skala pembesaran dan pengecilannya; lidah merasakan asupan makanan dan minuman pada skala pembesaran dan pengecilannya; kulit menyentuh sesuatu pada skala pembesaran dan pengecilannya

Tapi, menjadi urban bagi kupu-kupu kunang-kunang  berang-berang adalah sebuah batas mencintai!

6
Kupu-kupu pergi dan hidup ke kota untuk misi rahasia- dengan sayapnya yang kecil dan melambai-lambai dia seperti ingin mengundang setiap yang datang dan berkata: Kota terlalu siang untuk kita tidur

Kunang-kunang menyelam dalam kerumunan di gelap malam- tubuhnya tampak hanya cahaya meregang-regang di tengah kabut dan berbisik: Kota seperti waktu yang tersesat menatap rindu Kunang-Kunang Di Manhattan

Berang-berang tak kuasa tanpa memangsa makhluk-makhluk kecil di sekitar- dan waktu seakan mendesis kepadanya, lalu dia berkata: Pada jalan-jalan dan gedung, kota selalu ramai, dan aku bergerak di tengah keramaian sambil memperhatikan setiap mangsa yang lewat dengan khusu

7
Mimpi kanak-kanakku seperti mimpi kota yang berjalan atas rindu suara kupu-kupu kunang-kunang berang-berang

Dan selalu saja ada yang merasa tertindas dan terkhianati atas mimpi kota yang berjalan pada kata pembangunan? 

Pada jalan-jalan tikus pada gang-gang kelinci pada rumah-rumah kumuh pinggiran sungai pada tumpukan jala-jala kaum nelayan pada ombak laut dan udara asin panas yang menjerat kerongkongan- mimpi kanak-kanak itu hilang atas kota- dan bertemu mimpi kupu-kupu kunang-kunang berang-berang

8
Di sebuah senja ada kabut hitam mengusik mimpi remajaku yang baru tumbuh- kota lengang dan di dindingnya banyak bertuliskan pertanyaan-pertanyaan

Musim panas serasa membakar kota dan tikus-tikus got senang bermain di selokan- aku ingin mimpiku terbang bersama kupu-kupu kunang-kunang dan ku lihat di sepertiga kota berang-berang menatap dengan cemburu

Jangan biarkan mimpimu mengering dan mati- bawa dia ke biru laut lepas dan temukan akar ombak dalam arusnya, kata gerimis

9
Laron-laron yang mengerjap di ruang-ruang menggangu ketenangan

Saat itu di sebuah perpustakaan modern mimpi remajaku bertemu dengan sejarah- mimpi dan sejarah adalah pertemuan sejati antara imajinasi dan mitos kepahlawanan

Dan di kota- setiap pahlawan pulang untuk bertemu kekasihnya kupu-kupu kunang-kunang  berang-berang

10
Kupu-kupu kunang-kunang berang-berang mengikat diri pada perjanjian- atas cinta gelap pada kota

Kota berjanji hendak mengawinkan mereka- namun ketiganya menolak poligami

Maka ramai berita-berita di media tentang poligami- dan kota merasa tertekan; dan perjanjian yang mengikat diabaikan- Kota koleps

11
Di ujung 80’an- kota meletakkan sejarah pada museum; sedang kupu-kupu kunang-kunang berang-berang menatap sejarah sendiri  di taman-taman di ruang-ruang di kursi-kursi yang lekat ke televisi; sejarah dan buku  dihidupkan atas percakapan-percakapan panjang di kampus-kampus di warung-warung kopi di kos-kosan mahasiswa di atas stensilan foto kopi

Sejarah yang sentimentil adalah patriotisme yang terlalu tinggi kadar gulanya,   teriak seorang mahasiswa kedokteran 

Sejak hari itu, Sejarah adalah aksi-aksi dan orasi mahasiswa di muka televisi

12
Kupu-kupu kunang-kunang terbang atas kota dan sejarah- berang berang  memangsa makhluk-makhluk kecil  atas janji kota dan sejarah

Kota adalah payung hitam atas duka sejarah 

Tak ada sejarah tak ada kota; kota-kota kolonial tumbuh di pusat sejarah

13
Aku tak pernah tahu mimpiku atas kota tak pernah berakhir sebagaimana janji kota kepada kupu-kupu kunang-kunang berang-berang

Mimpi atas kota  berakhir  sampai tubuh kota hancur di Andalusia, Petra atau kota-kota yang gagal dan merintih sakit

Sebelum kusebut namamu, kekasih, ku nyalakan dahulu cahaya kota, biar dia  sendiri memanggil!

14
Kota dan sejarah kolonialisme- dari Batavia, Delhi, Hanoi sampai Hongkong juga kota-kota di Belanda diduduki pasukan Jerman, Prancis; kota menyimpan kejayaan duka dan kenangan sendiri atas Baghdad zaman Harun Al Rashid dan Saddam Husein

Namun di sini, kupu-kupu kunang-kunang berang-berang tahu bagaimana merangkai rindu pada kota dan mengikat rindu itu dalam perjanjian yang tersembunyi

Sebelum ada batas, kaum imigran telah membuat jalan-jalan penghubung di atas tembok-tembok tinggi menjulang dan panjang dari Berlin, Meksiko dan Gaza

15
Detik sejarah memburu waktu atas kota 

Aksi-aksi mahasiswa turun ke jalan menyebar di kota-kota- pusat dan daerah

Empat orang mahasiswa tertembak mati? Kota berduka

Revolusi! Revolusi! Revolusi!

Empat orang mahasiswa tertembak mati!

Reformasi! Reformasi! Reformas! Astaga!

16
Ada kabut hitam membakar kota Dilli- mungkin, kabut kesegaraan Laut Timor

Jalan-jalan kota yang rapih adalah jalan memutar pada dinding kota penuh coretan

Lagu Timor Lorosae berdendang kemerdekaan- hanya jalan-jalan sepi! hanya jalan-jalan sepi kemudian!

17
Ku tulis sajak atas mawar merah yang merahnya semerah bibirmu atas rindu yang tak pernah ku tahu alamatnya atas cinta yang menyerbak jalan-jalan kota

Mawar merangkai rindu yang asing pada cinta kota

Kupu-kupu kunang-kunang berang-berang masihkah ku temukan cintamu sebelum waktu makan siang?

18
Kupu-kupu kunang-kunang berang-berang menatap kota yang basah oleh hujan- aku berjalan di antara perempuan-perempuan yang diam

Dimana suara perempuan?   Kata-kata yang lewat hanya suara tahta suci- mungkin, ada suara ibu yang peduli turun ke jalan?

Tapi, suara kota bukan lagi suara jalanan- suara yang keluar dari gawai dan games-games virtual

19
Hanya dian, dari mana cahaya kunang-kunang? Kota-kota tak pernah tidur, dan suara kunang-kunang menyergap fantasiku pada lampu-lampu kota dan cinta gelap kupu-kupu kunang-kunang berang-berang

Ah, jangan kau panggil aku dian, panggil saja cinta! karena kota lebih butuh cinta kupu-kupu kunang-kunang berang-berang

Malam susut bulan kusut- seorang penjaga ronda membawa senter menatap kunang-kunang di kegelapan

20
Dari sepi ke sepi ke rindu matahari berapa waktu?

Kupu-kupu kunang-kunang berang-berang tinggalkan kota atas janji dan ancaman virus mati

Kupu-kupu kunang-kunang berang-berang adalah waktu dari sepotong cerita dan mitos yang lewat

21
Ada yang menatap kota di kejauhan, perempuan itu, kupu-kupu kunang-kunang berang-berang- kota ditinggal waktu

Hanya musim yang kembali- meski kata tak lagi mengikutinya

Aku berjalan dan terus bertahan atas mimpi kota yang banal ke sisi senja dimana kau duduk dekat jendela dan berkata: kapan hujan ini reda?
***

*. Diterbitkan dalam Puisi Baru Sajak Selikur (PT Metaforma Internusa)

Muhammad Solihin Oken lahir di Jakarta 1970. Pernah kuliah di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta (1989-1996). Aktif bersastra sejak mahasiswa dan menjadi Ketua Penyelenggara Peringatan 100 hari Sutan Takdir Alisyahbana (1994). Mengikuti program kelas Epistimologi di STF Driyarkara (1994). Mengikuti program Course di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (2004). Pernah menekuni profesi wartawan sejak 1996-2013. Bukunya: antologi puisi Selenggang Sajak (2016), analisa kritis puisi Chairil Anwar: Konstruksi Gaya dan Rima (2016) dan buku puisi baru Sajak Selikur (2022/2023).*