Tetap #KamiMuak – Liston P Siregar

Tinggal sebulan lagi pemungutan suara Piplres dan ingatlah: jangan pilih Paslon 02 Prabowo-Gibran. Ajakan ini bukan menyebar kebencian, juga bukan tidak santun, namun semata-mata sesuai akal sehat dan hati nurani orang biasa. Rasanya sebagian besar oendukung Prabowo-Gibran adalah orang yang tidak biasa. Termasuklah di dalam ‘kelompok tidak biasa’ itu orang-orang dungu -yang direkam bersedu sedan melihat Prabowo dicecar dalam debat presiden- penjilat yang mimpi kekuasaan dan limpahan harta -seperti satu dua pegiat pro-reformasi 1998 maupun para pengurus Partai Solidaritas Indonesia- termasuk juga buzzer profesional yang cuma menghimpun bayaran mahal. 

Benar banyak juga orang tidak biasa seperti itu yang mendukung 01 Anies-Amin dan 03 Ganjar-Mahfud. Juga pasti ada orang biasa yang akan mencoblos 02 Prabowo-Gibran, pada Rabu 14 Februari nanti. Akhirnya terlepas pilihan masing-masing. Tapi ada beberapa hal yang perlu diingat oleh sebagian besar orang-orang biasa, yang masih mengandalkan akal sehat dan hati nurani tadi.

Yang pertama kalau pendukung 02 Prabowo-Gibran menyerukan agar berpolitik secara santun, maka jangan dengarkan. Seruan itu adalah omong kosong terbesar dari pendukung ‘politisi pengalaman’ yang di depan umum memaki goblok karena cuma disebut data kepemilikan lahannya. Jelas pula sama sekali tidak santun ketika dalam acara debat resmi presiden, ‘politisi katrolan’ menjadi pemandu sorak. Mereka baru patut didengar jika menyerukan ‘mari menghalalkan segala cara’.

Cilakanya, itu bukan hanya seruan tapi sudah dilaksanakan. Presiden Joko Widodo -bapaknya politisi katrolan Gibran- bertemu khusus dengan Prabowo, maupun menyerahkan bantuan sosial langsung di depan spanduk 02 Prabowo-Gibran. Ada lagi menggalang dukungan kepala desa, memajang spanduk persis di atas pos polisi, membagikan ‘bingkisan’ di pesantren, memasang iklan ’keberhasilan’ Kementrian Pertahanan pada masa kampanye. Hal-hal itu tidak biasa dilakukan dalam sebuah pemiilihan umum yang demokratis. 

Hal lain adalah saatnya kembali bagi orang-orang biasa untuk menyatakan perlawanan atas kesewenangan. Perlawanan seperti itulah yang dilakukan sebagian rakyat Indonesia, yang kemudian menjatuhkan Presiden Soeharto, setelah sempat berkuasa semena-mena 30 tahun lebih. Seandainya tidak ada kemauan dan keberanian untuk menentang kesewenangan penguasa, maka demokrasi -yang berpihak pada kepentingan mayoritas orang biasa- tidak pernah akan terwujud di Indonesia. 

Menyangkut 02 Prabowo-Gibran, kesemenaan sudah terjadi atas nama mereka ketika dalam proses menuju kekuasaan. Betapa semakin buruknya kelak kepemimpinan keduanya jika sudah berkuasa dengan jargon ‘sesuai pilihan rakyat Indonesia’. Ingat apa yang sering dijadikan alasan Soeharto berkuasa tahun demi tahun selama tiga dasawarsa lebih? ‘Sesuai keinginan rakyat Indonesia’. Jadi sebelum terulang kembali masa-masa suram itu, marilah melawan: jangan pilih nomor 02.

Masih ada hal kecil lain, menyangkut kampanye ‘gemoy.’ Entah siapa konsultan gaya itu tapi kalau Anda percaya Prabowo adalah politisi yang suka bercanda akrab dengan orang biasa, cobalah membaca berita-berita tentang Prabowo sejak masih Danjen Kopassus dulu hingga menjabat Menteri Pertahahan sekarang. Yang lebih mengemuka adalah sosok seseorang dengan emosi naik turun dengan cepat: membentak-bentak dan tertawa riang. 

Bahkan jika Anda percaya Prabowo memang ‘gemoy’ bayangkan betapa banyak orang yang kecewa dengan pencitraan Jokowi adalah ‘bagian dari orang biasa’. Butuh sekitar 10 tahun baru orang-orang biasa sadar bahwa Jokowi ternyata haus kekuasaan -melempar ide presiden tiga periode dan menunda pemilu, serta mewujdukan putranya Gibran menjadi calon wakil presiden dengan menghalalkan segala cara. Maka saatnya untuk tidak mempercayai begitu saja upaya pencitraan seorang politisi, apalagi pada masa kampanye.

Akhirnya kembali ke hal yang terpenting, bahwa pasangan Prabowo-Gibran cacat secara hak asasi manusia dan secara politik. Jika Prabowo pelanggar hak asasi manusia, maka Gibran penikmat pelanggaran etik Mahkamah Konstitusi, yang memang dirancang khusus untuk dia (baca #Kami Muak: https://ceritanet.com/?p=6982)

Maka demi kepentingan sebagian besar orang-orang biasa -yang akan menikmati kehidupan yang lebih baik dalam sebuah sistem yang demokratis- jangan pilih Paslon 02 Prabowo-Gibran. Tetap #KamiMuak.

***

Liston P Siregar, editor ceritanet.com