Rumah Penjara Penyair

Jajang R. Kawentar Aku punya kawan seorang penyair, itu kataku. Tetapi lain kata tetangganya, ia pengangguran sinting, tanpa beban. Banyaklah tertawanya ketimbang menampakkan muka masam atau muka jeruk purutnya. Kalau kata kawanku yang lain, ia figur anti kemapanan sejati untuk saat ini. Hidup tidak untuk masa depan, hidup adalah saat ini dan nikmatilah saat ini […]

MORE
Tentang Penulis Edisi 145

Ronny P. Sasmita, lahir di Lubuk Basung , Sumatera Barat, dan kini sekolah di Universitas Pajajaran Bandung, Jawa Barat,Anton Bae, Catatan yang Hilang adalah buku kumpulan puisinya yang pertama dan cerpennya sudah dimuat di berbagai media. Maya Maniez, anak Surabaya yang merantau ke Amerika Serikat. Jajang R. Kawentar, guru di Lahat, Sumatera Selatan.

MORE
Buruh TaniMelarikan Diri

Jajang R. Kawentar batang-batang bebaris polisi pamong prajacangkul sengkuit menjadi jeruji besi di kantor polisipetani berperang melawan hama werengtanah tidak lagi mau kompromi dengan bibittuan tanah menaikkan harga sewa dari satu ke dua pikulharga-harga hidup semakin menjalar pada tingkah lakupada pakaian dan penampilanpekerjaan pokok ditinggalkan dengan lelahmenyisir pabrik-pabrik menawarkan ototmenyisir jalanan dan gang-gang kota hingga […]

MORE
Tentang Penulis Edisi 130

Liston P. Siregar, editor ceritanet.com. Ronny P. Sasmita, lahir di Lubuk Basung , Sumatera Barat, dan kini sekolah di Universitas Pajajaran Bandung, Jawa Barat. Presiden Hayat, penikmat seni dan sayur asam Jajang R. Kawentar, guru di Lahat, Sumatera Selatan.

MORE
Pindah

Jajang R. Kawentrar Jangan ragu memutuskan sesuatu apabila dalam hati telah penuh atau sudah cukup niatan untuk melakukan sesuatu sejak lama. Pindah merupakan resiko yang harus ditanggung. Disekelilingnya adalah masalah-masalah gentayangan yang siap merong-rong dalam kondisi ragu dan tidak siaga. Masalah sudah pasti menghampiri dalam keadaan apapun. Untuk itu, pindah adalah masalah, tidak pindah juga […]

MORE
Menunggu

Aku menantimu berhentiKuhisap rokok kretekKopi tubruk Pagaralamtumpah di pisin tertinggal di mejakuhapus dengan tissu merah jambuHitam jadinyaTravel masih menungguDirimu rintik datangAku menunggu berangkatSatu batang tersisaSatu gelas air putih rataSatu gelas blimbingKopi tubruk kentalAmpasnya berbekasKubawa pulang di tenggorokanLahat, Maret 2005

MORE
Palu Arit Darimu

Dalam dinding kotak yang mengukir taktik waktuKubelajar menghitung jeruji dengan jari-jarimuhingga penjaga membangunkanku Jarum jam menusuk jantung matahari65 derajat jatuh di celah dinding retak hari-hari menemuiku dengan jenuhperistiwa itu hanya sekali dalam sesaatdarah tergores abadi dalam kepenatantanah tumpah darahku lenyapditelan penjilat yang dilembagakankurelakan palu dan arit menyelesaikannyapesanmu untukku pada bulan sesabitmemandang ladang lading kering milikku.Palembang, […]

MORE
Penghuni Laut

Jajang R. KawentarAku penghuni laut melahirkan ombakDirimu berayun-ayun di atas perahuDirimu berlayar mengarungi samuderakuTiada kepuasan menghentikanmuDirimu merayu-rayu pada gelombangDirimu memastikanku pada air:Aku adalah air;Air pada matamuAir pada rawa-rawa hatimuAir pada sukacitamuDirimu ada padaku Aku penghunimu:Air hujan keringatmuAir yang mengaliri sungai nadimu Tiada kekuasaanmu menghentikankuDirimu pada api mendidihkuDirimu pada kebuntuan meluapkankuAku penghuni laut melupakan kenikmatanmuBenteng Kuto […]

MORE
Tentang Penulis Edisi 96

Buruli alias Bunga Rumput Liar,Guru TK pada sebuah taman kanak-kanak, belajar menulis sedari kecil dan sampai detik ini tak pernah berhenti. Jajang R. Kawentar, mengajar di SMA Pusri Palembang dan ikut mengelola Sanggar Air Seni Palembang,

MORE