Aku, Lagi

Dan seperti kapas yang terhempas dari cangkangnyaMelayang tanpa mengerti arah kompasHembusan angin menerjang tak berperi Terjatuh dalam lumpur lengketMenggeliat lekat tak tersentuhBerlumur basah Kosong tanpa tatapanMenerobos sukma yang tertinggalSeperti kudis yg tak kunjung sembuh Kertas yang tak tersentuh jariTerkoyak gesekan tinta yg mengeringMenjadi kelam tanpa makna Asa tuk hijrah seperti nabiKemuliaan tempat yg menjadi tujuanBerpulang […]

MORE
Aku

Rama Yunalis Oktavia Aku kembali menulisMenggurat irama kataBerpacu dalam neuron-neuron otakMenciptakan simponi rasa Aku kembali menulisLincah jemarii dalam tuts hitamMenari gemulai tanpa hentiMenciptakan asa jiwa Aku kembali menulisDalam dunia yang hanya ada aku dan DiaTerbenam dalam pusaran waktu yang terus berputarTanpa ada palang dan silang Aku kembali menulisSeperti muntah yang tak terbendungMengeluarkan semua isi perut […]

MORE
Penulis edisi 208

Yudistio Ismanto, lahir di Lahat 30 tahun lalu, kini bergiat di Komunitas Sastra Lembah Serelo Lahat Suhendri Cahya Purnama, tinggal di Bandung. Rama Yunalis Oktavia, karyawan penikmat sastra, tinggal di Bekasi. __________________________________

MORE
Penulis Edisi 199

Rama Yunalis Oktavia, karyawan sastra, tinggal di Bekasi. Bambang Saswanda Harahap, mahasiswa Fakultas Sastra USU.

MORE
Srikandi di Line A

Rama Yunalis Oktavia “Sapta monitor, Sapta monitor”, teriakku pada HT memanggil ketua tim.“Di copy, Bu Kikan”, suara Sapta di seberang.“Sapta, tolong speed mesin packaging dinaikkan jadi 75 dan speed conveyor kamu naikkan jadi 80 ya, mesin B belum ada progress”, perintahku pada Sapta.“75, Bu?” Sapta ragu menjawab perintahku.“Untuk sementara saja, kamu ikut juga, suruh sebagian […]

MORE
Penulis Edisi 189

Wien Pengembara, peraih anugerah Adiwarta Sempoerna 2008, sehari-hari bekerja sebagai Pemred Tabloid GayoLand. Rama Yunalis Oktavia, karyawan sastra, tinggal di Bekasi. Imron Supriyadi, tamatan Fakultas Usuhuluddin Jurusan Dakwah, IAIN Raden Fatah Palembang dan menjadi jurnalis hingga sekarang. Karya-karyanya dimuat di sejumlah surat kabar.__

MORE
Simpai Terlepas

Rama Yunalis Oktavia Terhanyut dalam perahu kertasMenyusuri riak laut tanpa batasTerayun dalam  gempuran ombak Membawa pesan perpisahanDalam guratan tinta kelamBeragam kata tak terperi Badan berlumpur liarTerbawa pulang ke haribaan menuju labuanSiraman air 7 warna menguliti Rasa yg hadir bertahunTerkubur dalam realitasMengunci rapat dalam kebisuan Jemu merasuki relung hatiMencabik semua tapak indahMembuka luka baru Lirih nyaris […]

MORE
Harusnya itu aku, Tuhan!

Harusnya itu aku, Tuhan!Ketika tangan tak berhenti menghadapMengapa kau palingkan itu padaku? Harusnya itu aku, Tuhan!Ketika lirih dan air mata bersahabat dengankuMengapa kau membuat genangan ini semakin besar? Harusnya itu aku, Tuhan! Ketika bibir tak berperi berharapMengapa kau menjauhkannya dariku? Harusnya itu aku, Tuhan! Dalam kelemahan diri ini aku menggugatMu***18/03/2010

MORE
Penulis Edisi 175

Gendhotwukir, lahir di Magelang, 7 Januari 1978, bergiat di Komunitas Merapi. Sajak dan tulisannya tersiar di sejumlah media Indonesia dan di luar negeri; Hongkong, Belanda, dan Jerman. Pernah mengenyam pendidikan di Philosophisch-Theologische Hochschule Sankt Augustin, Jerman. Pendiri Rumah Baca Komuntas Merapi untuk masyarakat petani di Lereng Gunung Merapi.   Presiden Hayat, penikmat seni dan sayur […]

MORE