Penulis Edisi 199

Rama Yunalis Oktavia, karyawan sastra, tinggal di Bekasi. Bambang Saswanda Harahap, mahasiswa Fakultas Sastra USU.

MORE
Sehabis Hujan Rumah Kita

Bambang Saswanda Harahap Aku tidak memaksamu untuk menggemetarkan bibir sujud kepada angin yang tajam yang harus kau tahu Kita adalah bagian yang terpasung dari musim yang tak pernah kita pinta lekaslah bangkit banyak di jalanan cahaya matahari yang gratis untuk kita tanak menunggu kiamat. SemusimAku tak kenal musim semisebelum merasa bibirmu yang basahkaulah yang ajarkan […]

MORE
Penulis Edisi 187

Bambang Saswanda Harahap, mahasiswa Fakultas Sastra USU, Medan. Presiden Hayat, penikmat seni dan sayur asam Imron Supriyadi, tamatan Fakultas Usuhuluddin Jurusan Dakwah, IAIN Raden Fatah Palembang dan menjadi jurnalis Tahun 1995 hingga sekarang. Karya-karyanya dimuat di sejumlah surat kabar.

MORE
Untuk Jalan yang Sedang Dibaca

Bambang Saswanda Harahap kita berangkat sebelum hutan-hutan dinyalakan matahari, kau berjalan berjingkat menahan gemetar dagu. aku tidak terlalu berharap engkau akan gembira dengan tempat yang akan kita tuju, sengaja aku tidak memberitahumu. dan sekarang saatnya kita pulang sebelum hutan-hutan dipadamkan malam, kembali kulihat kau berjalan tertatih memanggul peluh, aku tidak terlalu berharap engkau akan akan […]

MORE
Sebungkus Bola Memantul

bola…bola…bola…MEMAN…tulmeman…TUL…BOLA…BOLA…BOLA tul…Meman…tul…MEMAN…tul…BOLA…BOLA…BOLAbola…bola…bola…TUL..meman…TUL…meman…TULMEMANTULmemantulbolaMEMANTUL…BOLA…MEMANTULbola…memantul…bola BOLA…BOLA…MEMANTULmemantul…bola…bolamemantul…mantul…BOLA…bola…bola…MEMANTUL…bola…ah…memantul dik,Bola yang semula memantul setelah kubungkus menjadi diam, maafkanaku dik, yang tidak mampu memberikanmu sebungkus bola memantul, mungkin lusa, bola memantul akan terbungkus.Tentunya untukmu dik.Kini bola memantul tapi setelah memantul tak bisa dibungkus, maafkan aku dik, mungkin lusa, bungkus bola memantul akan kutiup seperti pintamu hingga bola memantul-mantul dalam bungkus yang kutiup.Tentunya […]

MORE
Di Tiga Masa Yang Menandakan Kita Masih Dalam Perjalanan Adikku!

di secarik kertas di bawah bantal ibukuaku melihat tulisan tangan ayahku: tak ada kebahagian yang lebih bahagia selain melihat kebahagiaan kalian,kalian,yang memiliki kehidupanku di bola mata ibuaku mengapung: oleh genang air yang terbendung. di nisan makam ayahkuada nyala yang membakar: tidak sekedar rindu untuk adik-adikku: jangan ceritakan pada siapapun tentang dinding rumah kita yang lapuk, […]

MORE
Pituah Lelaki Rambut Wangi pada Malam Puisi

Bambang Saswanda sejak sajakmu terjejak dalam barisan serdadu perang desemberkita berhujan-hujan kata, menuruti kayuh sepeda ontel lelaki tua berambut wangiyang sekali tempiasnya kita terjemahkan bersamadiatas teras rumah orang seberang yang asing menghambalah kita pada kertas-kertas yang telah dilumuri ludah kopi kitaasap-asap rokok yang genit mengepul pun tak tinggal diammenerka senyum pelepah kelapa, mencerna seringai hampar […]

MORE
Penulis Edisi 179

Bambang Saswanda, mahasiswa Fakultas Sastra USU, Medan. Gendhotwukir, penyair dan jurnalis dari Komunitas Merapi, mendirikan Rumah Baca Komunitas Merapi dengan alamat blog: http://rumahbacakommerapi.multiply.com Imron Supriyadi, tamatan Fakultas Usuhuluddin Jurusan Dakwah, IAIN Raden Fatah Palembang dan menjadi jurnalis. Karya-karyanya dimuat di sejumlah surat kabar.

MORE
Tadarus Kesunyian

Bambang Saswanda Tadarus kesunyian khusuk pada musim-musim yang tak henti berputarbayang-banyang pun entah, berlari dari satu padang kepadang lainmembaca apa saja yang lekat dalam sadarmengilhami alam lain yang di luar tubuh satu kalimat sahajamembangunkan detak jantung yang bernyanyi bisusujud semesta pada satu yang ada dan tiadasunnah dan fardhu seirama berlaku satu ya Tuhankutadarus kesunyianmu begitu […]

MORE