Senja di Tanah Abang

M. Hussyn Umar (1953) Djakarta Dalam Puisi Indonesia Lusuh kaki membawa dakibukan jalan-jalan, bukan leha-leha, tapi larilari dokar, lari trem, lari becaabang-abang buru-buru mencari rumah dan jalan-jalannyaada yang menghindari kelamatau ada yang datang menyongsong malam Di gerbang kosong, di dengkul jembatanaku cium bau orang, mayat terdampar yang enggan matiaku liha kafilah bangkai-bangkai hiduphanyut tergayut-gayut di […]

MORE
Sebuah Buku Puisi dan Musik pun Dimulai

Arpan Rachman Sejak sajak menemukan rimaAksara ruparupa warnaCinta tenggelam diamdiamBertunas seribu episode Sejak sejuk tatapmu ramahKalimah berpendar di ujung penaBisu kita hanya kataDalam cinta kita merupa(22 Mei 2011, sajak Sejak oleh Dewi Mudijiwa) “Ada banyak makna untuk merangkai kata tapi terlalu sedikit kata untuk merangkai makna. Tak banyak perempuan merangkai sajak seperti banyaknya karya Mahila,” […]

MORE
Kepada Jakarta

Ajip Rosidi (1955) Djakarta Dalam Puisi Indonesia Kukutuk kau dalam debu keringat kotaKarena di balik keharuan paling dalamMengintip malaria Kucintai kau kala senjaMentari mengubur sinar menyirat bukit-bukit atapMentari di kening-kening rumah, membelai perut sungaiLalu lintas bergegas, kelip lampu becaSemua makin pudar, semua jadi samarLahir kembali dalam kecerlangan malamMengambang mobil-mobil hitam di aspal hitam Kucinta kau […]

MORE
Penulis Edisi 218

M. Hussyn Umar (lahir di Medan, 21 Janurai 1931) kecuali menulis sajak, banyak menulis cerpen dan drama radio. Salah satu anggota redaksi Majalah Forum tahun 1957. Ajip Rosidi (lahir 1938) pertama kali pindah ke Jakarta tahun 1951 ketika mau melanjutkan sekolah menengahnya, belajar menulis dan memilih kesusastraan sebagai pilihan hidupnya di sana, memimpin majalah Suluh Peladjar (1953-1955), Prosa (1955) dan Budaja […]

MORE