Teheran Dalam Stoples

-. Kenangan rumahAku tiba di rumah yang tak berubah sedikitpun. Ayunannya masih sama, pohon aprikot yang berbunga, anggur yang merindangi taman samping rumah dan juga perabotan yang sama. Hanya aku seorang dengan sejuta kenangan yang tertanam di benakku. Kubiarkan koperku terdiam dan tergeletak di ruang tamu, duduk di anak tangga paling bawah. Seperti menyentuh kayu […]

MORE
Penulis edisi 272

Chairil Anwar, (1922-1949), pelopor Angkatan 45 yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan kesusastraan Indonesia. Sajak-sajaknya baru diterbitkan setelah dia meninggal, yaitu Tiga Menguak Takdir (bersama Rivai Apin dan Asrul Sani), Deru Campur Debu dan Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Luput (1950). Ia lahir di Medan tapi setelah kelas dua MULO ke Jakarta, tempat ia […]

MORE
Senja di Pelabuhan Kecil

          buat Sri AjatiChairil Anwar Ini kali tidak ada yang mencari cintadi antara gudang, rumah tua, pada ceritatiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlautmenghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elangmenyinggung muram, desir hari lari berenangmenemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerakdan kini tanah dan air hilang ombak Tiada lagi. Aku sendiri. […]

MORE
Cintaku Jauh di Pulau

Cintaku jauh di pulau,gadis manis, sekarang iseng sendiri Perahu melancar, bulan memancar,di leher kukalungkan ole-ole buat si pacarangin membantu, laut terang, tapi terasaaku tidak ‘kan sampai padanya Di air yang tenang di angin mendayudi perasaan penghabisan segala melajuAjal bertakhta sambil berkata“Tujukan perahu ke pangkuanku saja.” Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!Perahu yang bersama ‘kan merapuh!Mengapa Ajal […]

MORE