Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta
W.S. Rendra (1967) Djakarta Dalam Puisi Indonesia
Pelacur-pelacur kota Jakarta
dari klas tinggi dan klas rendah
telah diganyang
telah di haru-biru
Mereka kecut
keder
terhina dan tersipu-sipu
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kau klewat putus asa
Dan kau relakan dirimu dibikin korban
Wahai, pelacur-pelacur kota Jakarta
Sekarang bangkitlah
Sanggul kembali rambutmu
Karena setelah menyesal
datanglah kini giliranmu
bukan untuk membela diri melulu
tapi untuk lancarkan serangan
Kerna:
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
tapi jangan kau rela dibikin korban
Sarinah
Katakan kepada mereka
bagaimana kau dipanggil ke kantor mentri
bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu
tentang perjuangan nusa bangsa
dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal
ia sebut kau inspirasi revolusi
sambil ia buka kutangmu
Dan kau, Dasima
Katakan kepada rakyat
bagaimana para pemimpin revolusi
secara bergiliran memelukmu
bicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusi
sambil celananya basah
dan tubuhnya lemes
terkapai di sampingmu
ototnya keburu tak berdaya
Politisi dan pegawai tinggi
adalah caluk yang rapi
Kongres-kongres dan konferensi
tak pernah berjalan tanpa kalian
Kalian tak pernah bisa bilang ‘tidak’
lantara kelaparan yang menakutkan
kemiskinan yang mengekang
dan telah lama sia-sia cari kerja
Ijazah sekolah tanpa guna
para kepala jawatan
akan membuka kesempatan
kalau kau membuka paha
Sedang di luar pemerintahan
perusahaan-perusahaan macet
lapangan kerja tdak ada
Revolusi para pemimpin
Adalah revolusi dewa-dewa
mereka berjuang untuk surga
dan tidak untuk bumi
revolusi dewa-dewa
tak pernah menghasilkan
lebih banyak lapangan kerja
bagi rakyatnya
Kalian adalah sebagian kaum penganggur
yang mereka ciptakan
Namun
sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
tapi jangan kau klewat putus asa
dan kau rela dibikin korban
Pelacur-pelacur kota Jakarta
Berhentilah tersipu-sipu
Ketika kubaca di koran
bagaimana badut-badut mengganyang kalian
menuduh kalian sumber bencana negara
aku jadi murka
Kalian adalah temanku
Ini tak bisa dibiarkan
Astaga
mulut-mulut badut
Mulut-mulut yang latah
Bahkan sex mereka perpolitikkan
Saudara-saudariku
Membubarkan kalian
tidak semudah membubarkan partai politik
Mereka harus beri kalian kerja
Mereka harus pulihkan drajat kalian
Mereka harus ikut memikul kesalahan
Saudara-saudaraiku. Bersatulah
Ambillah galah
Kibarkan kutang-kutangmu di ujungnya
Araklah keliling kota
sebagai panji-panji yang telah mereka nodai
Kinilah giliranmu menuntut
Katakanlah kepada mereka
menganjurkan mengganyang pelacuran
tanpa menganjurkan
mengawaini para bekas pelacur
adalah omong kosong
Pelacur-pelacur kota Jakarta
Saudara-saudariku
Jangan melulu keder pada lelaki
Dengan mudah
kalian bisa telanjangi kaum palsu
naikkan taripmu dua kali
dan mereka akan kelabakan
Mogoklah satu bulan
dan mereka akan puyeng
lalu mereka akan berzina
dengan istri saudaranya
***