Sampur


Sugiarta Sriwibawa (1956) Djakarta Dalam Puisi Indonesia

Wahai dunia kenang berkatalah
pulas terbaring dalam sedekap tanganku
Akan menitis, sealun lagu di lunglai rambutku
Renyap berdenyut, betapa kuangguk tahu

Telah kubantah upah iman dengan curiga
Sekilas durjana dan pasi wajahku terjamah
Meleleh peluh kutunggu mahkamah
Kata-kata dalam ketuk terjaga

Akupun maklum, dan kucoba senyum
Kabur karena tanah-tanah ayunan kubur
Telapak-telapak gemersik dan mungkin mereka tak tahu
Langkah-langkah itu kulihat tegap, tapi terasa

Wahai dunia kenang, berkatalah
Hening selagi kudengar di lingkar kelam
Lagu yang jernih di luar camuk nafsuku
Menyusur batas, di sana segala tanyaku tenggelam
***