Torehan Keindahan Bundaku

Lemah bergelayut di lengan muAdakah karna menopang aku yang terlalu lama belajar berjalan?Goresan abstrak disudut matamuTerlukis memahat jelas, saat kau tersenyum,Adakah karena mengawasi gerak lincahku?Helaian rambut yang tak lagi legam.Tak lagi dapat kau sematkan hiasan indah.Lebih dari satu warna bermain pada mahkotamu.Bahkan dayang nirwana, tak lagi mampu mengepang rambutmu yang menipis.Adakah karna waktumu hanya tuk […]

MORE
Meong Pada Bu Haji

Multama Nazri HSB Apakah manusia itu Bu Haji?Apa benar mereka kaum ilahi,Mengapa mereka banyak yang bunuh diri,Dukun santet dianggap ayah sendiri. Ini toh manusia itu Bu Haji ?Yang oleh mereka anak yatim dizolimi,Setelahnya enak tidur nyenyak dan bermimpi,Manusia makhluk yang paling beradab, huhhhh basiiiii. Walah rek..rek.. ini yah namanya manusia Bu Haji?Menguasai hasil bumi tuk […]

MORE
Hujanku Rinduku

Presiden Hayat Jakarta, di suatu malam di Bulan Januari; pembicaraan hangat, aroma harum coffe latte dan wajah-wajah sumringah menjebakku tak beranjak dari kedai kopi ini. Tapi kadang-kadang rasa nyaman justru memukul otakku sampai menjadi idiot. Juga menipiskan empati, altruis, dan kepedulian terhadap orang-orang miskin dan tak berdaya. Beberapa jam lagi hari Minggu menggantikan hari Sabtu. […]

MORE
Penulis 170

Presiden Hayat, penikmat seni dan sayur asam. Multama Nazri HSB, Lahir di Sibuhuan, Sumatera Utara, menikah dan bekerja sebagai wiraswasta di Medan Imron Supriyadi, tamatan Fakultas Usuhuluddin Jurusan Dakwah, IAIN Raden Fatah Palembang dan menjadi jurnalis Tahun 1995 hingga sekarang. Karya-karyanya dimuat di sejumlah surat kabar. ___________________

MORE
Maling dan Ustadz

Imron Supriyadi Dengan menyerahkan berkas dukungan, teman-teman Genesiss berharap aku tak bernasib sama dengan rekan-rekan lainnya. Hanya karena terlambat membuat pernyataan sikap bersama untuk menolak dikeluarkannya anak-anak Al-Mizan, Genesiss harus kehilangan tiga orang. Walau diberi surat pindah, tetapi dikeluarkan dari sekolah tetap menjadi hal menyakitkan. Pak Muhtar, sesaat membaca beberapa lembaran pernyataan sikap yang dibawa […]

MORE