Embun Bandung

Rama Yunalis Oktavia

sejenak
dari ritme kerja yang mendesak seluruh otot dan otak
menghirup setiap tarikan nafas
dari kesejukan
walau dingin menggigit tulang belulangku

dingin malam
dan tanah basah sisa hujan

terduduk
diitemani temaram lampu yang meneduhkan mata

asap hangat dan sup pangsit
tawa dan obrolan masa lalu
penghangat malam
manis seakan gula
tak ingin rasanya malam beranjak

semakin malam
mata dan badan menahan dingin
hidangan tak bersisa
detik beranjak