Dokter Zhivago 33 – Boris Pasternak (alih bahasa Trisno Sumardjo)

Disalin dari terbitan Djambatan, Maret 1960 dengan penulisan ejaan baru.

Selama itu Lara duduk di kamar dansa. Ia tak berpakaian malam, pun tak kenal siapapun di situ, namun ia tak pergi-pergi, lalu berdansa walsa dengan Koka seperti orang tidur jalan, ataupun mundar-mandir di kamar tanpa tujuan.

Sekali dua kali ia berhenti dan berdiri ragu-ragu di luar kamar duduk, dengan harapan akan nampak pada Komarovsky yang duduk menghadap pintu. Tapi dia ini memegang kartu-kartu didepannya bagaikan perisai kecil di tangan kiri; ia memang tak melihatnya ataupun pura-pura begitu. Lara tercekik karena merasa dihina. Seorang gadis yang tak dikenalnya, masuk dari kamar dansa dan Komarovsky memandangnya dengan cara yang dikenal. Gadis itu merasa dipuji, lalu merah padam serta bersenyum senang. Lara merah padam karena malunya dan nyris memekik. “Korban baru,” pikirnya, maka dalam tokoh gadis itu dilihatnya diri sendiri seperti bayangan dalam cermin. Ia tak melepaskan maksudnya hendak bertemu dengan Komarovsky, tapi diputuskannya untuk bertangguh, menunggu saat yang lebih kayak. Ia memaksa diri untuk bertenang hati, lantas masuk kamar dansa.

Komarovsky main bersama tiga lelaki lain. Yang disebelah kirinya adalah Kornakov, ayak Koka, anak muda tampan yang berdansa lagi dengan Lara; demikian yang dipahamkannya dari beberapa kata yang diucapkannya antara mereka. Sedangkan ibu si pemuda ialah perempuan tinggi berambut hitam dan berpakaian hitam, dengan mata menyala serta leher seperti ular yang tak nyaman dilihat, yang berjalan maju-mundur antara kamar dansa dan kamar duduk, sambil mengawasi anaknya berdansa dan suaminya main kartu. Akhirnya Lara mendengar bahwa gadis yang tadi menimbulkan persaaan serba rumit padanya itu adalah adik si pemuda, hingga curiganya tiada berdasar.

Ia tak memperhatikan nama keluarga Koka, waktu ia pertama kali memperkenalkan diri, tapi Koka mengulangi nama itu ketika ia dalam gerak meluncur yang terakhir dari warna musik walsa mengayunkannya ke sebuah kursi sebelum mebungkuk untuk pamit. “Kornakov, Kornakov.” Nama itu mengingatkan pada sesuatu. Sesuatu yang tak menyenangkan. Ya, itu dia, ia tahu sudah. Kornakov adalah asisten jaksa di Mahkamah Agung di Moskow yang mengadakan pitado fanatik pada pengadilan sekelompok buruh kereta api, termasuk Tiverzin,. Atas permintaa Lara, Kologrivov telah mengajukan permintaan padanya, tapi tak berhasil. Jadi begitulah…Wah, wah, wah… Ajaib sekali… Kornakov.
***