di ujung tiang biduk tua tersembul ketidak pastian mengayuh dan mengayuh sampai patah kayuh
lamat-lamat riak berombak mengamuk dengan sepasukan angin terlunta-lunta nasib di tengah lautan hidup ditanggung-tanggungkan
persinggahan turut benam karang menghitam mata kail tersangkut di mata jala telah pula lupa terbawa
sejauh jauh ia berlari sedekat dekat ia menanti terbayang wajah istri terlentang di dipan ditunggui anak yang membaca yasin
innalillahiwainnailaihi rojiun bapak mati dibenam ibu mati terdiam tinggal anak bersama angan
doa didendangkan yatim piatu menggigil jenazah ditanam air mata membasah nisan *** |