kafilah 1

Herry Sudiyono


di perigi tua kau membasuh wajah –alang-alang berbisik tentang sebuah jejak yang hilang.
apakah pulang, kau bertanya, hanya sebentuk erang yang kian memutih?
sebilah detik terjatuh dan menepi pada batu yang bermimpi hikayat api.
apakah akar perjalanan?

kau tecekat ketika udara menusuk-nusuk dengan lengking yang buta. bergegas kita, ucapmu, menyingkir dari rindu yang getir.