Di Gang

toko toko sudah tutup. kosong memang.lewat gang yang lengang,teriakanmu lantang sepanjang gang.engkau pedagang,ketiadaanmu adalah heningyang membekap tiap gang,kecuali hingar petir yang sesekali menggaung.malam makin lama makin dingin dan seram,seganas kenaikan harga BBM.dan, pada gang yang lengangitu gerobakmu melenggangmengais uangdi keranjang kehidupan kota yang garang2005

MORE
Nganggur

Amir Ramdhani Kita telah gagalnihil modaltersengal sengal dijejal aral mabuk cita-citasempoyongan melamar kerjahasilnya terjungkal trauma dan mungkin tetap terlantarkabel listrik otak rusakrentan tercekik konflik tengik tapi kita masih bisa bangkitwalau persaingan semakin sengittakkan membunuh ruh penuh semangat2005

MORE
Penulis Edisi 176

Amir Ramdhani, mahasiswa Universitas Nasional Jakarta yang aktif menulis puisi sejak SMP. Dinar Imelda, kerap menulis puisi dan resep masakan. Imron Supriyadi, tamatan Fakultas Usuhuluddin Jurusan Dakwah, IAIN Raden Fatah Palembang dan menjadi jurnalis Tahun 1995 hingga sekarang. Karya-karyanya dimuat di sejumlah surat kabar.

MORE
Total Kriminal

Amir Ramdhani entah, kebencian tak pernah punahdiarwahi dendam paling jahanamtanpa rasa dosa sadis membunuhmembabat sekelebat kedamaian kriminal mengentalbermoral begal bermental brutalawas! itu bisa fatal frustasi dengan segala keberingasanjangan terprovokasi, tahanlah emosiberkacalah pada darah, darah manusiaterka bahaya petaka neraka!2005

MORE
Pedagang di Gang

toko toko sudah tutup. kosong memang.lewat gang yang lengang,teriakanmu lantang sepanjang gang.engkau pedagang,ketiadaanmu adalah heningyang membekap tiap gang,kecuali hingar petir yang sesekali menggaung.malam makin lama makin dingin dan seram,seganas kenaikan harga BBM.dan, pada gang yang lengangitu gerobakmu melenggangmengais uangdi keranjang kehidupan kota yang garang2005

MORE
Nganggur

kita telah gagalnihil modaltersengalsengal dijejal aral mabuk cita-citasempoyongan melamar kerjahasilnya terjungkal trauma dan mungkin tetap terlantarkabel listrik otak rusakrentan tercekik konflik tengik tapi kita masih bisa bangkitwalau persaingan semakin sengittakkan membunuh ruh penuh semangat2005

MORE
Penulis Edisi 153

Han Gagas, lahir dengan nama Rudy Hantoro dan tamat dari Geodesi UGM Jogjakarta. Karyanya antara lain dimuat Koran Sindo, Majalah Gong, Solopos, Pawonsastra, Joglo, antologi Cinta Pertama. Tahun 2007 menang sayembara cerpen Komunitas Senja, Fakultas Sastra, Universitas Andalas, Padang. Buku kumpulan cerpennya Jejak Sunyi segera diterbitkan. Amir Ramdhani tinggal di Depok, masih kuliah di Universitas […]

MORE
Tentang Penulis Edisi 139

Mukhotib MD, freelancer dan pekerja sosial yang bekerja untuk kampanye penanggulangan HIV/AIDS melalui media kebudayaan. Wahyu Heriyadi, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung dan pegiat di Bengkel Jurnalisme Bandar Lampung. Amir Ramdhani, tinggal di Depok, masih kuliah di Universitas Nasional Jakarta, jurusan perhotelan, dan gemar menulis puisi.

MORE
Ketika Angin Mendesis di Parangtritis

—buat Sonya ketika angin mendesis di Parangtritisdan mengemas senja amsal romantiskala gerimis,kau mendekatiku dengan ranum senyum manisterukir di bibirlangkahmu mendesir di pasirdisibak riak ombakdi mana kau-aku sama tak bertolaksimaklah,gairah merekah di pantai yang rebah,resah punah,lalu lusuh segala amarah,segala sesak karam ke semak-semak karang    yang dulu matang dipanggang gamangtapi mengapa kita hanya sebentar bersandartanpa kabar, kau-aku […]

MORE
Tafakur Guru

tanpa memelaskami mengembara dari kelas ke kelasbahagia rasanya bersama anak-anak yang manistidak bahagia bila ada anak yang malasdan juga beringas tapi murid-muridlah guru-guru kamidi mana kami dapat belajar memaklumipotensi diri tanpa mesti emosisabar menanggung lelahdalam mendidik siswasupaya kerja tak sia-siatunas-tunas bangsa kelak tumbuh berbuah2005

MORE