Chairil Anwar Kita
Jassin,Yang kuserahkan padamu -yang kunamakan sajak-sajak!- itu hanya percobaan kiasan-kiasan baru.Bukan hasil sebenarnya! Masih beberapa “tingkat percobaan” mesti dilalui duku, baru terhasilkan sajak-sajak sebenarnya.***
MOREJassin,Yang kuserahkan padamu -yang kunamakan sajak-sajak!- itu hanya percobaan kiasan-kiasan baru.Bukan hasil sebenarnya! Masih beberapa “tingkat percobaan” mesti dilalui duku, baru terhasilkan sajak-sajak sebenarnya.***
MORESurat Kepada HB Jassin 5Chairil Anwar (Kartu pos 11 Maret 1944)d/a R.M. DjojosepoetroParon pagi Jassin,Kubaca sajak-sajakku semua. Kesal aku, sekesalnya…., jiwaku tiap menit bertukar warna,sehingga tak tahu aku apa aku sebenarnya… sore Terasa kesanggupanku untuk menulis studi-studi tentang kesusastraan. Mesti ada yang memulai, bukan. Takdir apalah yang sudah ditulisnya tentang kesusastraan, orang ‘pujangga baru’ kebanyakan […]
MORESurat Kepada HB Jassin 4Chairil Anwar (Kartu pos 10 Maret 1944)d/a R.M. DjojosepoetroParon Jassin,Begini keadaan jiwaku sekarang, untuk menulis sajak keperwiraan seperti ‘Diponegoro’ tidak lagi. Menurut oom-ku sajak itupun tidak baik!Lagipula dengan kritik yang agak tajam sedikit, hanya beberapa sajak saja yang bisa melewati timbangan.Tapi tahu kau, apa yang kuketemui dalam meneropong jiwa sendiri? Bahwa […]
MORESurat Kepada HB Jassin 3Chairil Anwar (Kartu pos 8 Maret 1944)d/a R.M. DjojosepoetroParonJawa Timur Jassin,Tidak Jassin aku tidak akan kembali ke prosa seperti dalam pidato di depan ‘Angkatan Baru’ dulu! Prosa seperti itu sebenarnya membubung, mengawang tinggi saja karena keintensiteitan menulis serasa aku menderita jadinya, tetapi tidaklah setelitinya sekali lagi, dengan proses seperti itu aku […]
MOREMalam pada hari Ging Ginanjar wafat, ada media online yang meminta saya untuk menulis obituari. Mereka tahu saya pernah bekerja sekantor dengan Ging namun juga sudah berteman lama sebelum jadi rekan kerja. Ingin saya iyakan, namun yakin sekali kalau obituari itu akan jadi amat personal, jadi –saya yakin- tak layak dimuat di media massa dan […]
MORESurat Kepada H.B. Jassin 2Chairil Anwar (Kartu pos 8 Maret 1944)d/a R.M. DjojosepoetroParonJawa Timur Jassin,Dalam kalangan kita sipat setengah-setengah bersimaharajalela benar. Kau tentu tahu ini. Aku memasuki kesenian dengan sepenuh hati. Tapi hingga kinilahi aku hanya bisa mencampuri dunia kesenian setengah-setengah pula. Tapi untunglah bathin seluruh hasrat dan minatku sedari umur 15 tahun tertuju ke […]
MORESeorang Ibu adalah nyawa bagi sebuah rumah. Pernahkah kalian merasa hati kosong saat pulang dan mendapati Ibu sedang tak berada di rumah? Aura rumah menjadi berbeda, perasaan bahwa ada sesuatu yang tak ada membuat suasana rumah tidak sempurna. Meski sangat sesaat, perasaan yang seolah berlubang itu akan muncul. Lalu perlahan mereda oleh sebuah kesadaran bahwa […]
MORESurat Kepada H.B. Jassin 1Chairil Anwar Jassin,Tadi datang. Rumah kosong. Ada menunggu kira-kira sejam. Sementara itu tentu ta’ dapat melepaskan tangan dari lemari buku. Kubawa1. H.R. Holst, De nieuwe Getroste2. H.R. Holst, Keur uit de Gedichten3. Huizinga, In de schaduw van Morgen4. Huizinga, Cultuut Historische VerkenningenMaksud datang tentu Jassin dapat menerka. Minta terima kasih 1001 […]
MORENamanya Endang Sumarni, cukup modern di jamannya. Nama yang indah, tentunya. Lahir pada tahun 1947, dua tahun setelah proklamasi kemerdekaan RI. Dialah ibuku, orang yang sampai hari ini sering berdebat denganku. Tetapi jauh di lubuk hatiku yang paling dalam, aku mengaguminya sebagai sosok perempuan yang kokoh pendirian. Ibu lahir dari seorang perempuan yang tidak tamat […]
MOREHari masih pagi, keramaian jalanan di ibu kota memaksa aku harus konsentrasi, Rabu 8 September 2004. Aku sedang mengenderai sepeda motor, dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja. Persis di depan kantor Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar DKI Jakarta, saya merasa telpon selular di dalam saku bergetar. Kalau getarannya hanya sejenak, cuma pesan yang masuk […]
MORE