kota tua

di bawah teras sebuah rumah kau mencuri sejumput tawa,
ia sebentuk terakota sebuah kota yang tua
graffiti yang seperti hendak…
yang tercekat oleh bercak darah dari rejan gelandang tua

ingatan, ucapmu, selalu saja akhirnya memutih,
menghadirkan yang tak pernah tunai, dan kita akan mudah kecewa
karena tak lagi mengerti sampai di mana