Rumah yang Hilang – Alexander Robert Nainggolan

hanya sebagian perjalanan
saat engkau diam
meminang ingatan yang remang
tapi tangan ayah dan air mata ibu
terasa seperti tusukan di jantung hati

terasa sia, kau mengoyak masa kanak
hanya terdengar di kejauhan
suara teriak
***
2023

Batas Kata

masih adakah batas kata, saat puisi-puisi telah beranjak dewasa. dan engkau tak lagi bisa menuntunnya selayak kanak-kanak. dengan matamu yang mulai tua, engkau paham selalu ada celah bagi rimbun kata yang tak bisa disingkap, bahkan saat kalimat telah tertangkap membagi maknanya sendiri.

dan di lembar-lembar buku. saat engkau bersimpuh, hanya ada ingatan terunduh. bergemuruh seperti kelebat bayang remang yang telah keruh. mengayuh dirimu yang tak pernah utuh membacanya.
*** 
2023

Merindukan Sebuah Rindu

berapa banyak rindu terhempas dalam rindu
lalu engkau hanya tertinggal dalam deretan teks di sebuah gawai
tanpa sempat menuntaskan segala ciuman sampai selesai?

tapi rindu tak melulu bertemu di batas
hanya cinta dungu dan keras
acapkali menetas

2023

Alexander Robert Nainggolan, lahir di Jakarta tahun 1982. Bekerja sebagai staf Unit Pengelola Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (UPPMPTSP) Kota Adm. Jakarta Barat. Menyelesaikan studi di FE Unila jurusan Manajemen. Tulisan berupa cerpen, puisi, esai, tinjauan buku terpublikasi di media cetak dan online. Bukunya yang telah terbit Rumah Malam di Mata Ibu (kumpulan cerpen, Penerbit Pensil 324 Jakarta, 2012), Sajak yang Tak Selesai (kumpulan puisi, Nulis Buku, 2012), Kitab Kemungkinan (kumpulan cerpen, Nulis Buku, 2012), Silsilah Kata (kumpulan puisi, Penerbit basabasi, 2016), Dua Pekan Kesunyian (kumpulan puisi, Penerbit JBS, 2023).